Jeritan Pedagang Pasar Darurat Senen Pasca Kebakaran

Lokasi Penampungan Sementara Pedagang Blok III Pasar Senen
Sumber :
  • VIVAnews/Anhar Rizki Affandi

VIVAnews - Pasar darurat yang disiapkan Pemerintah Daerah (Pemda) DKI Jakarta pasca kebakaran Pasar Senen hingga kini terus menuai kecaman dari para pedagang. Pasalnya, mereka mengaku terus merugi setelah menempati pasar darurat itu.

Kebanyakan dari mereka mengaku telah ditinggal banyak pelanggannya yang enggan mendatangi pasar darurat. Alhasil, kini para pedagang hanya mencari peruntungan sekedarnya.

Salah seorang pedagang di pasar darurat, Hadi, menyatakan, ia bersama rekan-rekannya kini seperti memulai usahanya dari titik nol.

"Pelanggan pada nyariin. Kalau pelanggan yang tahu lapak saya pasti kemari, kalau tidak ya mereka ke tempat lain. Ya, ibaratnya dari nol lagi cari pelanggan," terang Hadi, penjual stroberi di Pasar Darurat Senen, Jakarta Pusat kepada VIVAnews, Minggu 11 Mei 2014.

Dengan kondisi tersebut, Hadi mengaku pendapatannya berkurang hingga 40 persen setiap harinya. Bila saat berdagang di lantai dasar Blok III Pasar Senen ia dapat menjual 500 stroberi , kini di pasar darurat ia hanya bisa menjual 300 stroberi.

Ia pun mengaku kini harus menghabiskan waktu lebih banyak untuk berjualan demi mengejar omset. "Kalau di sini (pasar darurat), ramainya cuma pagi. Kalau sudah siang, sepi. Panas soalnya," kata penjual yang mematok dagangannya Rp5-8 ribu per kemasan stroberi.

Meskipun begitu, Hadi mengatakan jika ia bersama rekan-rekannya tidak dipungut biaya untuk berjualan di pasar darurat. Kata Hadi, pengeluarannya hanya untuk sampah dan listrik setiap harinya.

"Kalau lampu kami patungan dengan pedagang yang punya genset. Jadi, gensetnya dipakai ramai-ramai. Biaya pemasangan lampu Rp50 ribu dan biaya listriknya Rp10 ribu per hari. Di sini tidak ada listrik. Kalau pungutan sampah kami bayar sukarela. Ada yang Rp1.000 dan ada yang Rp2.000," kata dia.

Sementara itu, berdasarkan pantauan VIVAnews, pasar darurat yang disiapkan Pemda DKI hanya berupa lapak-lapak yang beratapkan tenda.

Program Beasiswa Kuliah S1 di Jepang, Bebas Biaya dan Dapat Uang Saku Rp12 Juta Perbulan

Bicara luas lapak, hanya berukuran sekitar 3x3 meter. Nampak ratusan pedagang yang kiosnya kebakaran berjejal di pasar tersebut, mulai dari pedagang sayur mayur, pedagang perkakas rumah tangga, hingga penjual pakaian.

Kebanyakan dari mereka pasrah dengan kondisi tersebut. Namun, tak sedikit pula dari mereka yang memilih pindah berjualan ke lokasi lain yang dianggap lebih menguntungkan. (umi)

VIVA Militer: Bendera Israel

Timur Tengah Memanas, Australia Peringatkan Warganya Segera Tinggalkan Israel

Kementerian Luar Negeri Australia memperingatkan bahwa situasi keamanan dapat memburuk dengan cepat, tanpa adanya pemberitahuan sebelumnya.

img_title
VIVA.co.id
20 April 2024