Ini Modus Penganiayaan Sadis pada Mahasiswa STIP

Polisi mengamankan barang bukti baju korban
Sumber :
  • VIVAnews/Amal Nur Ngazis
VIVAnews - Polres Metro Jakarta Utara mengungkapkan modus penganiayaan yang menewaskan salah satu mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Jakarta Utara, Dimas Dikita Handoko.
Terpopuler: Beda Sikap Ria Ricis-Teuku Ryan Perlakukan Orang Tua, Mooryati Soedibyo Meninggal Dunia

Selain Dimas, senior STIP yang duduk di semester II, juga menganiaya 6 rekan Dimas yang masih duduk di semester I.
Chandrika Chika Terjerat Kasus Narkoba, Terkena Kutukan Podcast Deddy Corbuzier?

Dalam keterangan pers yang digelar di aula Mapolres, Sabtu 26 April 2014 dijelaskan bagaimana mahasiswa senior itu menyiksa secara sadis korban.
Viral Seorang Remaja Jalan Puluhan Ribu Langkah demi Datang ke Masjid untuk Hal Ini

"Pelaku ditegur oleh seniornya yang semester IV, kalau korban dianggap tidak respek dan tidak kompak," ujar Kapolres Metro Jakarta Utara, Kombes M. Iqbal.

Mendapat teguran itu, selanjutnya pelaku memanggil para korban ke tempat kos pelaku di Jalan Kebon Baru Blok R Gang II Nomor 29 RT 17 RW 12 Kelurahan Semper Barat, Cilincing, Jakarta Utara.

"Di tempat kos itu korban diceramahi oleh para tersangka," ujarnya.

Tak puas menceramahi para korban, pelaku memukuli para korban pada bagian perut, dada dan ulu hati para korban. Bukan hanya memukul, pelaku juga menendang kaki, perut serta menampar pipi masing-masing korban.

Di tengah pemukulan itu, korban Dimas mengerang kesakitan. Tapi dua tersangka, FACH dan AD, tak iba. Justru keduanya terus memukuli, menendang dan menampar Dimas hingga terjatuh.

"Lalu korban Dimas pingsan. Dan diberikan minyak angin pada lubang hidungnya agar siuman. Korban juga diciprati dengan air di gayung. Tapi korban tetap tak sadar," katanya.

Melihat korban tetap tak sadar, pelaku kemudian membawa Dimas ke Rumah Sakit Pelabuhan Jakarta Utara. "Namun ternyata korban sudah meninggal dunia," ujar Iqbal.

Lalu, peristiwa itu dilaporkan ke polisi oleh Satpam RS Pelabuhan Jakarta Utara.

Hasil autopsi menyebutkan korban tewas akibat mengalami pendarahan parah pada bagian otak. Diduga itu disebabkan benturan keras.

"Untuk itu kami akan merekonstruksi ini, agar jelas," kata Iqbal. (eh)


Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya