Agung: Sistem Keamanan Sekolah Mahal Harus Diaudit

Jakarta International School (JIS), Jakarta Selatan.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Reno Esnir
VIVAnews - Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono menyatakan kasus kekerasan seksual di TK Jakarta International School (JIS) yang menimpa AK (5) harus menjadi pelajaran bagi pemerintah. Menurut dia, pemerintah harus lebih selektif memberikan izin mendirikan sekolah.
Neraca Perdagangan RI Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Mendag: Bagian dari Keberhasilan Kemendag

"Ini jadi pelajaran tidak hanya izin, tetapi harus diaudit sistem keamanannya, apalagi sekolah-sekolah mahal," kata Agung di JCC, Senayan, Jakarta, Rabu 23 April 2014.
Hasil Liga 1: Bhayangkara FC Pesta Gol, Duel Dewa United vs Madura United Dihentikan

Agung juga menyayangkan kejadian di TK JIS. Sekolah-sekolah yang bertaraf internasional, kata dia, seharusnya bisa menjamin keamanan anak-anak didiknya. "Saya harap (kejadian) yang kemarin terakhir," kata dia.
Kemnaker Berkomitmen Terus Tingkatkan Kinerja Layanan Publik Balai Besar K3 Jakarta

Agung pun mengapresiasi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M Nuh yang langsung mencabut izin sekolah itu. "Kalau mereka akhirnya mendapat izin lagi, tindakan yang sudah dilakukan, pelanggaran harus ada proses hukumnya," ujarnya.

Sorotan terhadap keselamatan anak di sekolah mencuat setelah ada kasus kekerasan seksual terhadap siswa TK JIS berinisial AK, beberapa waktu lalu. Meski termasuk sekolah elit, JIS ternyata tak mampu melindungi anak didiknya itu dari penjahat seks bernama Agun dan Frizkiawan alias Awan. Kedua petugas kebersihan itu mencabuli AK, berkali-kali

AK mengalami kekerasan seksual berkali-kali sejak 5 Maret 2014. Ibunda AK, P (40 tahun), mulai curiga ketika perilaku anaknya mulai berbeda. Selain kembali mengompol, AK kerap mengigau. Ia juga tak mau lagi tidur sendiri, selalu minta ditemani.

Kecurigaan P kian menjadi, saat ia menemukan memar berbentuk bulat di perut sebelah kanan anaknya. P kemudian memancing anaknya untuk bercerita. Akhirnya, 20 Maret 2014, AK mengatakan kepada ibunya, ada orang nakal di sekolah. (umi)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya