3 Negara Ikut Campur, Orangtua Korban Kekerasan Seks JIS Terancam

Jakarta International School (JIS) yang berada di Pondok Indah Jakarta Selatan
Sumber :
  • VIVAnews/ Stella Maris
VIVAnews - Orangtua korban kekerasan seksual oleh petugas kebersihan TK Jakarta International School (JIS), T, khawatir dengan keterlibatan sejumlah Pemerintah negara asing dalam penanganan kasus yang menimpa anaknya tersebut.
Ilmuwan Berikan Saran Manusia agar Makan Daging Ular Piton, Alasannya Mengejutkan

T merasa terancam atas ikut campurnya Kedutaan Besar Amerika Serikat, Inggris dan Australia yang menurunkan tim independen menginvestigasi kasus tersebut.
Perang Antar Suku di Papua Nugini, Luka Lama yang Terus Menganga

"Amerika, Australia, dan Inggris menurunkan tim independen untuk mengidentifikasi kasus ini. Anda tentu tahu kan siapa mereka. Makanya saya minta perlindungan kepada Pemerintah, karena saya warga negara Indonesia," kata T di Jakarta, Rabu 23 April 2014.
5 Tahun Praktik di Klinik Bekasi, dr Ingwy Alias Sunaryanto Ternyata Dokter Gadungan

Merasa terancam, ia mendatangi Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) untuk meminta perlindungan, Selasa kemarin. T merasa heran, mengapa tiga Kedubes itu menurunkan tim mereka untuk ikut campur melakukan investigasi kasus tersebut.

"Kenapa Pemerintah Amerika, Inggris dan Australia, menurunkan agen-agen mereka untuk kasus ini, ada apa," kata T. Ia pun mencurigai penanganan kasus yang menimpa puteranya.

Sebelumnya, Selasa 22 April, T mengaku saat ini keluarganya mendapatkan banyak ancaman, salah satunya melalui pesan singkat yang dilancarkan oleh seseorang tak dikenal kepada suaminya. Pihak yang mengancam itu memperingatkan kepada Ayah korban yang berkebangsaan Belanda agar tidak memburuk-burukkan pihak JIS.

"Ada yang tidak menyenangkan, salah satunya ancaman lewat SMS. Intinya dia bilang jangan menjelek-jelekkan JIS," ungkapnya.

Ancaman melalui pesan singkay itu, kata T, mengatasnamakan pejabat negara dalam hal ini Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Linda Gumelar. "Ancamannya banyak, salah satunya mengatasnamakan Ibu Menteri," ujarnya.

T mengaku, bahwa keluarganya tidak pernah menjelek-jelekkan pihak JIS. Permasalahan yang dibeberkan atas kasus yang menimpa puteranya itu berdasarkan kenyataan yang dialami.

Namun, T tidak percaya yang melancarkan ancaman melalui pesan singkat kepada Ayah dari anaknya itu adalah Menteri Linda. Sebab, katanya, Menteri Linda tidak tahu nomor telepon pribadi suaminya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya