Penembakan Liar Resahkan Penduduk Jakarta

Ilustrasi
Sumber :

VIVAnews - Gangguan keamanan kembali mengusik Jakarta. Aksi main tembak seperti di film-film kini dekat dengan kehidupan Ibu Kota. Susah memastikan tempat umum yang benar-benar aman. Siapa pun bisa menjadi korban.

Usulan Kejaksaan Izinkan Lima Smelter Perusahaan Timah Tetap Beroperasi Disorot

Warga biasa hingga aparat keamanan tak luput jadi sasaran. Berdasarkan catatan VIVAnews, hingga April ini sudah beberapa kali terjadi kasus penembakan liar di Jakarta dan sekitarnya.

Pada Sabtu malam, 19 April 2014, seorang penjual sate keliling berinisial S (50), ditembak orang tak dikenal saat berjualan di Jalan Tipar, Pekayon, Pasar Rebo, Jakarta Timur.

Mahfud MD Blak-blakan Soal Langkah Politik Berikutnya Usai Pilpres 2024

Timah panas mengenai punggung pria itu. S masih dirawat secara intensif di Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur. Polisi belum dapat mengidentifikasi siapa pelaku penembakan itu. Motifnya juga belum diketahui. Apalagi tidak ada barang korban yang hilang. Karena itulah kasus ini menjadi tanda tanya.

Penyidik akan menggali latar belakang pedagang sate itu. Kapolsek Pasar Rebo, Komisaris Didik Hariyadi, mengaku masih melakukan pemeriksaan di sekitar lokasi kejadian, terutama untuk mencari selongsong peluru. Beberapa saksi juga masih menjalani pemeriksaan.

Pekan lalu, Fery Aryanto (38) tewas di tangan para bandit yang berusaha mengambil sepeda motornya yang terparkir di rumahnya di Kampung Baru, Gang Resmi Rt 001 Rw 07, Kelurahan Cakung Barat, Jakarta Timur, Minggu malam 13 April 2014.

Mereka sudah mengincar motor Honda Vario hitam bernomor polisi B 3015 TVZ milik Ferry yang diparkir di halaman rumah.

Salah satu pelaku mencoba membuka paksa kunci sepeda motor tersebut menggunakan kunci T. Fery yang sedang mengobrol dengan adik iparnya, BS (31) di dalam rumah melihat aksi pelaku. Fery langsung meneriaki para pelaku. Pelaku panik, lalu melepaskan timah panas. Peluru itu tepat mengenai bagian dada sebelah kiri Fery dan menembus ke punggung. Dia tewas seketika.

Pada 10 Januari 2014, Brigadir Satu Nurul Afandi, anggota Reserse Kriminal Polsek Klapa Nunggal Kabupaten Bogor, juga tewas di tangan perampok. Nurul ditembak pencuri motor.

Ekonomi Global Diguncang Konflik Geopolitik, RI Resesi Ditegaskan Jauh dari Resesi

Awalnya, Nurul yang sedang melintas di lokasi melihat ada kejadian perampokan sepeda motor. Dia berusaha menangkap pelaku. Namun tiba-tiba pelaku mengeluarkan senjata api dan memberondong peluru ke arah kepalanya. Dia pun tumbang.

Penembakan juga terjadi di Markas Kepolisian. Penembakan antar anggota terjadi di Polda Metro Jaya pada 18 Maret 2014. Ajun Komisaris Besar Pamudji tewas setelah ditembak anak buahnya. Kepala Pelayanan Masyarakat Polda Metro Jaya itu tewas saat tugas piket pada Selasa malam.

Polsi menetapkan Brigadir Susanto, anak buah Pamudji sebagai tersangka penembakan itu. Sebelum penembakan terjadi, Susanto ditegur oleh Pamudji karena tidak mengenakan seragam lengkap.

Di Angkutan Umum


Fasilitas publik seperti bus juga jadi sasaran. TransJakarta B 7261 IV jurusan Pinang Ranti-Pluit ditembak orang tidak dikenal, Sabtu malam 8 Februari 2014. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu, namun kaca samping bus tersebut retak.

Bekas tembakan juga terdapat di bagian tengah badan bus sebelah kiri. Aksi penembakan ini bukan pertama kali terjadi. Beberapa waktu lalu, pelaku yang diduga menggunakan senjata air softgun itu menembaki halte bus yang berada di Pancoran, MT Haryono Cawang dan Duren Sawit. Pihak kepolisian juga belum bisa mengungkap siapa pelaku dalam peristiwa tersebut. (ren)

Jemaah haji Indonesia mendengarkan khutbah Subuh jelang wukuf.

Cegah Informasi Simpang Siur, Jemaah Haji Diimbau Tak Bagikan Kabar Tidak Benar di Media Sosial

Menurut Direktur Bina Haji PHU Arsad Hidayat, jemaah haji diminta tidak asal membagikan informasi yang beredar di media sosial yang belum jelas kebenarannya.

img_title
VIVA.co.id
27 April 2024