Perusahaan Outsourcing Serahkan Foto-foto Pekerja di TK JIS

Ilustrasi kekerasan seksual.
Sumber :
  • VIVAnews/Joseph Angkasa
VIVAnews
Babe Cabita Meninggal Dunia, Vino G Bastian Kehilangan Teman Motoran Bareng
- Perusahaan
outsourcing
Lokasi Wisata di Jawa Tengah Ramai, Lonjakan Kendaraan Terjadi di Tol Semarang-Solo
ISS yang merupakan penyuplai tenaga kerja ke Jakarta Internasional School (JIS) telah memberikan foto-foto pekerjanya yang bertugas di sekolah elit tersebut.
Terpopuler: Pak Ogah Tertabrak Mobil, Hyundai Baru Rp130 Jutaan di Diler

"Jadi pihak ISS kami minta keterangan. Mereka juga berikan foto pekerja dan disampaikan kepada korban untuk lihat gambaran siapa saja pelaku yang menyentuhnya," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Rikwanto.


Menurut Rikwanto, dua pelaku yakni Agun dan Awam serta dua terduga pelaku merupakan pegawai terdaftar namun berbeda shift. Mereka secara bergantian menjaga toilet.


"Semuanya terdaftar, tidak ada yang tidak terdaftar di perusahaan tersebut. Mereka satu kelompok bekerja namun bekerja di beda jam," jelas Rikwanto.


Penyidik, kata Rikwanto telah melakukan pemeriksaan kepada beberapa saksi mulai dari korban, orangtua korban hingga tersangka. Awalnya kedua tersangka tidak mengakui perbuatan mereka, tetapi setelah hasil uji laboratorium menyatakan bakteri yang ada di korban dan pelaku identik, baru keduanya mengakui.


Atas perbuatannya itu, kedua pelaku dijerat dengan pasal 88 UU Nomor 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak dengan hukuman maksimal 15 tahun penjara.


Seperti diketahui, AK murid TK di JIS mengaku mengalami kekerasan seksual di toilet sekolah. Insiden memalukan itu dialami berkali-kali. Pertama kali, terjadi pada 5 Maret 2014. Kasus ini juga telah dilaporkan ke Polda Metro sejak tanggal 24 Maret 2014 lalu.


Tindakan bejat itu diketahui ketika sang ibu curiga dengan perilaku anaknya yang mulai berbeda dan aneh. Selain kembali mengompol, anaknya kerap mengigau. Kemudian, AK tidak mau lagi tidur sendiri, selalu minta ditemani.


Kecurigaan P kian menjadi, saat ia menemukan memar berbentuk bulat di perut sebelah kanan anaknya. Setelah itu, P selalu memancing anaknya yang duduk di bangku TK itu untuk bercerita kepadanya. Akhirnya, pada 20 Maret 2014, korban mengatakan ada orang nakal di sekolah.


Merespons hal itu, dia akhirnya melaporkan tindakan bejat itu ke polisi dengan nomor laporan, TBL/1044/III/2014/PMJ/ Ditreskrimum, pada 24 Maret 2014, terkait dugaan pencabulan. (umi)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya