Ada Korban Kekerasan Seksual, Sekolah Internasional Tambah CCTV

Ilustrasi kekerasan seksual.
Sumber :
  • VIVAnews/Joseph Angkasa
VIVAnews
Jokowi Tunjuk Menko Airlangga Jadi Ketua Pelaksana Tim Nasional OECD, Intip Tugasnya
- Sekolah internasional tempat AK (5) belajar mulai melakukan pengawasan yang ketat di setiap sudut sekolah. Beberapa CCTV tambahan juga telah dipasang terutama di sekitar toilet. AK diketahui menjadi korban kekerasan seksual di dalam toilet yang dilakukan petugas penjaga toilet sekolah.

PKB dan Nasdem Merapat ke Koalisi Prabowo-Gibran, Kaesang Bilang Begini

Kepala Bidang Humas Polda Mero Jaya, Komisaris Besar Rikwanto, mengatakan meski sekolah yang berada di Cilandak, Jakarta Selatan, itu sudah memasang CCTV namun perlu ditambah untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.
Penyebab Juara Bertahan Bandung bjb Tandamata Takluk di Laga Perdana Proliga


"Di sekolah tersebut memang sudah ada CCTV, namun yang mengarah ke toilet belum ada. Setelah adanya kejadian ini barulah pihak sekolah memasang CCTV yang mengarah ke toilet," ujar Rikwanto, Rabu 16 April 2014.


Sementara itu, terkait proses penyidikan, petugas telah memeriksa sembilan orang saksi di antaranya ibu korban, pihak sekolah, keamanan sekolah, petugas pembersih toilet, guru dan juga tersangka.


Pihak kepolisian sendiri terus dalami kasus ini untuk kemungkinan adanya korban lain di sekolah. "Korban menyebut pelaku terdiri dari lima orang, tetapi keterangan korban masih terus akan di dalami," kata Rikwanto.


Seperti diketahui, AK mengaku mengalami kekerasan seksual di toilet sekolah. Insiden memalukan itu dialami berkali-kali. Pertama kali, terjadi pada 5 Maret 2014. Kasus ini juga telah dilaporkan ke Polda Metro sejak tanggal 24 Maret 2014 lalu.


Tindakan bejat itu diketahui ketika sang ibu karena curiga dengan perilaku anaknya yang mulai berbeda dan aneh. Selain kembali mengompol, anaknya kerap mengigau. Kemudian, AK tak mau lagi tidur sendiri, selalu minta ditemani.


Kecurigaan P kian menjadi, saat ia menemukan memar berbentuk bulat di perut sebelah kanan anaknya. Setelah itu, P selalu memancing anaknya yang duduk di bangku TK itu untuk bercerita kepadanya. Akhirnya, pada 20 Maret 2014, korban mengatakan jika ada orang nakal di sekolah.


Merespons hal itu, dia akhirnya melaporkan tindakan bejat itu ke polisi dengan nomor laporan, TBL/1044/III/2014/PMJ/ Ditreskrimum, pada 24 Maret 2014, terkait dugaan pencabulan.


Setelah melakukan penyelidikan, polisi akhirnya menetapkan Virgiawan atau Awan dan Agun sebagai tersangka dan menahannya

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya