- VIVAnews/ Eka Permadi
VIVAnews - Pemilik Panti Asuhan Samuel, Gading Serpong, Tangerang, Chemy Watulingas, membantah melakukan penganiayaan terhadap anak asuhnya. Saat dihubungi VIVAnews, Selasa, 25 Februari 2014, dia memastikan semua tuduhan yang dialamatkan kepadanya tidak benar. "Tidak ada itu yang namanya penyekapan," kata Chemy.
Dia tidak setuju jika beberapa anak asuhnya yang pergi dari panti asuhan dikatakan melarikan diri. Pendeta dari Gereja Pantekosta Indonesia itu menduga, anak-anak tersebut sengaja diculik oleh pihak tertentu.
Sebab, kata dia, mereka tak kembali ke panti saat berangkat sekolah. Ada juga anak yang tidak pulang saat bermain. "Tiba-tiba saya melihat anak-anak itu sudah ada di TV," ujarnya.
Chemy mengaku tidak punya niat jahat sedikit pun terhadap anak asuhnya. Atas dasar kemanusiaan, pada tahun 2000 dia membangun panti untuk menampung anak-anak terlantar.
Saat ini ada 30 anak yang diasuhkanya di panti itu. "Saya pendiri, pengasuh, sekaligus ayah bagi anak-anak itu. Semua saya urus dari bayi masih merah," ujar dia.
Panti Asuhan Samuel menjadi sorotan publik setelah beberapa anak asuhnya melarikan diri. Anak-anak itu mengaku sering disiksa oleh pemilik panti selama tinggal di sana.
Direktur Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Mawar Salon yang mendampingi korban, Hotma Sitompul, menduga pengelolaan yang tidak baik dari panti asuhan ini juga mengakibatkan beberapa anak meninggal dunia.
"Ada satu bayi meninggal. Katanya sakit tak diurus. Kami dapat laporan bayi itu meninggal hari Selasa pekan lalu," kata Hotma.
Salah satu korban berinisial J (9), mengaku sering dianiaya pasangan pemilik panti itu. "Saya pernah dikurung semalam di kandang anjing. Di dalamnya ada enam anjing," ujar J. J tidak betah tinggal di sana karena suasananya tidak nyaman. Karena itu, dia dan temannya ingin segera pergi dari panti itu. (eh)