Puluhan Ibu Hamil dan Balita Mengungsi di Pos Polisi Waduk Pluit
Minggu, 19 Januari 2014 - 20:03 WIB
Sumber :
- ANTARA/Widodo S. Jusuf
VIVAnews
- Baru diresmikan tiga hari, Pos Polisi Waduk Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara kini disulap jadi posko pengungsian korban banjir, Minggu 19 Januari 2013. Banjir yang menggenangi rumah para warga setempat mencapai 80 centimeter.
Kepala Pos Polisi Sub Sektor Pluit Timur, Inspektur Polisi Dua Zainul Kutni mengatakan, Pos Polisi itu baru diresmikan Kamis 16 Januari oleh Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo bersama Kapolda Metrojaya Irjen Pol Putut Eko Bayuseno.
Kepala Pos Polisi Sub Sektor Pluit Timur, Inspektur Polisi Dua Zainul Kutni mengatakan, Pos Polisi itu baru diresmikan Kamis 16 Januari oleh Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo bersama Kapolda Metrojaya Irjen Pol Putut Eko Bayuseno.
Karena banjir mulai menggenangi perumahan, esok harinya, Jumat sore 17 Januari 2014, para warga mulai mengungsi ke Pos Polisi tersebut.
"Baru diresmikan pagi, sorenya warga berbondong-bondong datang ke sini, akhirnya Pos Pol ini dipakai untuk posko pengungsian," kata Zainul di lokasi.
Ia menjelaskan, saat ini warga yang mengungsi sebanyak 120 jiwa, yakni warga kampung Muara Baru dan Gedung Pompa kawasan Waduk Pluit.
"Rata-rata terdiri dari Ibu-ibu, anak-anak dan lansia," ujarnya.
Dari 120 jiwa yang mengungsi di Pos Polisi itu, puluhan diantaranya terdiri dari Ibu hamil dan bayi serta balita. Hingga saat ini untuk kebutuhan logistik, makanan mereka cukup tersedia. Serta untuk menjaga kondisi kesehatan mereka, tim medis sudah mendirikan posko di lokasi tersebut.
"Ibu hamil ada 12 orang, bayi dan balita 30 jiwa," katanya.
Ia menambahkan, karena tidak cukup menampung ratusan warga Waduk Pluit, disekitar Pol Polisi ini juga di dirikan tenda-tenda sebagai Posko pengungsian.
"Selain di Pos Pol ini, warga ada yang mengungsi ditenda-tenda. Total semua pengungsi sekitar 600 jiwa," terangnya. (ren)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Karena banjir mulai menggenangi perumahan, esok harinya, Jumat sore 17 Januari 2014, para warga mulai mengungsi ke Pos Polisi tersebut.