Picu Kemacetan, 30 Titik Persimpangan Bakal Dibenahi

Ilustrasi/Jakarta usai diguyur hujan deras beberapa waktu lalu membuat kemacetan di sejumlah ruas jalan.
Sumber :
  • VIVAnews/Anhar Rizki Affandi
VIVAnews - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mulai membenahi 30 titik persimpangan jalan yang menjadi pemicu kemacetan di ibu kota secara bertahap. Rekayasa lalu lintas juga akan dilakukan seiring pembenahan titik-titik persimpangan tersebut.
Heboh Aksi Pedagang Buang Puluhan Ton Buah Pepaya, Ternyata Ini Penyebabnya

Deputi Gubernur Bidang Transportasi DKI Jakarta, Soetanto Soehodo, mengatakan, dari 33 persimpangan yang kritis, kini telah tersisa 30. Sementara itu, tiga persimpangan di antaranya telah ditangani dengan cara pembuatan underpass dan flyover, sehingga tidak menimbulkan kemacetan lagi.
Sejarah Tercipta Thomas Cup dan Uber Cup, Sempat Tertunda Gegara Perang Dunia II

Masing-masing adalah persimpangan kawasan Blok M, Jakarta Selatan, persimpangan Harmoni dan Megaria, Jakarta Pusat.
Kasus Uang Tutup Mulut Donald Trump Seret Nama Karen McDougal, Siapa Dia?

"Biaya rekayasa lalu lintas dengan pembuatan underpass, flyover, dan trotoar untuk rekayasa lalu lintas ini dari APBD DKI. Tentunya kami juga ingin swasta turut membangun kota ini," ujar Sutanto.

Salah satu persimpangan yang paling kritis dari 30 titik yang belum diatasi adalah simpang Mampang Prapatan. Persimpangan ini dalam waktu dekat akan dibenahi dan direkayasa atas bantuan dana hibah dari PT Toyota Astra dan pemerintah Jepang.

Diketahui, pemerintah Jepang melalui Japan International Cooperation Agency (JICA) memberikan bantuan hibah sebesar 7,6 juta yen kepada DKI untuk penanganan persimpangan di Mampang Prapatan ini. 

Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Udar Pristono, mengakui, banyak titik persimpangan yang memicu terjadi kemacetan lalu lintas. Pemicunya, volume kendaraan terus meningkat, namun infrastruktur yang ada tidak pernah bertambah.

Belum lagi, terkadang antara pejalan kaki dengan pengendara bercampur jadi satu. Akibatnya, kendaraan berjalan perlahan demi menghindari kecelakaan.

"Masalahnya, kanalisasi di Jakarta itu sangat sulit. Karena, kadang lahan untuk pejalan kaki dan kendaraan itu terjadi mixed. Di sini tentu perlu ada penanganan agar tidak terjadi lagi. Peranan swasta melalui program CSR sangat dibutuhkan dalam penanganan lalu lintas di DKI," kata Pristono. (art)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya