- ANTARA FOTO/M.Ali Khumaini
VIVAnews – Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengatakan tak mungkin merealisasikan tuntutan buruh yang meminta kenaikan upah hingga Rp3,7 juta. Tuntutan itu disuarakan ratusan buruh Jakarta dalam demonstrasi di depan Balai Kota Jakarta, Selasa 29 Oktober 2013.
“Realisasi KHL (Kebutuhan Hidup Layak) sebesar Rp3,7 juta tidak bisa! Kami sudah jawab permintaan mereka dan kami sudah jelaskan, tidak bisa,” kata Ahok.
Jumat pekan lalu Dewan Pengupahan baru mengesahkan pengajuan kenaikan upah sebesar Rp2,299 juta, dan itu dianggap Ahok lebih realistis. Para pengusaha juga menyanggupi kenaikan sampai Rp2,299 juta yang telah diteken oleh Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo itu.
Ahok tak peduli dengan ancaman para buruh untuk berdiam di Balai Kota bila tuntutan tersebut tidak dipenuhi. “Tidak apa-apa kalau memang mereka mau menginap,” ujarnya.
Sebelumnya Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (DPW FSPMI) DKI Jakarta, Winarso, mengatakan kenaikan upah yang mereka ajukan sudah sesuai penghitungan kebutuhan buruh.
Anggota Dewan Pengupahan Buruh DKI Jakarta dari perwakilan serikat pekerja, Jazuli, menilai upah yang pantas diberikan pada buruh sebesar Rp2,7 juta. Kenaikan itu berdasarkan 84 item yang disurvei selama ini.
“Itu sudah sesuai survei yang realistis. Ahok pernah bilang kalau upah ideal itu Rp4 juta. Ahok harus konsisten dengan yang dia ucapkan,” kata Jazuli.
Sementara anggota Dewan Pengupahan dari perwakilan pengusaha, Sarman Simanjorang, mengatakan permintaan buruh saat ini terlalu berlebihan. Upah Rp2,299 juta sudah ia anggap paling ideal.
“Itu hasil survei delapan bulan dengan melihat 60 item yang menjadi komponen KHL. Survei ini bahkan melibatkan 36 perusahaan. Kalau pakai KHL tuntutan buruh, pengusaha berat untuk membayar buruh,” kata dia.
Siasat Licik Israel Sabotase Iran Dibongkar Media Amerika
Iran juga memiliki rencana balas dendam atas kematian Jenderal Zahedi.
