Rumah Mewah di Bekasi Jadi Laboratorium Narkoba

Lokasi laboratorium pembuatan bahan baku sabu-sabu
Sumber :
  • VIVAnews/Erick Hamzah
VIVAnews
Polisi Ditemukan Tewas di Mampang Jaksel dengan Luka Tembak di Kepala
- Sebuah rumah mewah di Perumahan Vila Meutia Kirana Blok C Nomor 11 Jalan Raya Cut Meutia, Sepanjang Jaya, Bekasi Timur, Kota Bekasi, Jawa Barat, Senin dinihari, digrebek polisi dari Polres Metro Jakarta Pusat.

Perlindungan Cat Mobil Berkualitas Tinggi Hadir di Jakarta Selatan

Penggrebekan dilakukan karena rumah itu sejak beberapa minggu ini dijadikan laboratorium pengolahan bahan untuk pembuatan narkoba jenis sabu-sabu.
Viral, Pria Gorontalo Temani Jenazah Ayah di Dalam Keranda untuk Terakhir Kali


Kepala Satuan Reserse Narkoba Polres Metro Jakarta Pusat, Ajun Komisaris Besar Polisi JR Sitinjak mengatakan, terungkapnya laboratorium pengolahan bahan baku sabu-sabu ini berdasarkan hasil pengembangan dari tertangkapnya seorang warga negara asing (WNA) asal Australia beberapa waktu lalu.

"WNA berinisial SI (31 tahun) sebelumnya tertangkap oleh petugas Polsek Sawah Besar. Kemudian kasusnya dilimpahkan ke Polres, terus kami kembangkan sampai ke Bekasi," katanya di lokasi penggrebekan di Bekasi, Senin 28 Oktober 2013.


Di Bekasi, polisi menangkap seorang pribumi berinisial ZS (31 tahun), yang bertugas sebagai pekerja di laboratorium. Rumah mewah di Bekasi ini disewa selama setahun dengan harga Rp50juta oleh tersangka B, yang juga WNA asal Australia. B kini masih dalam pengejaran petugas.


"Hasil pengolahan sabu-sabu di lokasi ini rencananya akan diekspor ke luar negeri. Kami masih kembangkan ke negara mana saja," ujar Sitinjak.


Dari lokasi kejadian, petugas mengamankan bahan dasar pembuat sabu-sabu, baik cairan ataupun serbuk seberat 100 kilogram.


"WNA berperan sebagai orang yang mengolah, sementara pribumi hanya sebagai pesuruh atau pekerja," tambahnya.


Nilai bahan dasar belum bisa ditaksir. Tapi, di sini sudah ada evedrin murni seberat 5 kilogram. Evedrin bisa dijual dengan harga Rp50juta per kilogram.


Warga Geger


Terbongkarnya laboratorium narkoba itu membuat kaget warga sekitar. Mereka tak percaya rumah mewah dua lantai dengan cat warna krem itu dijadikan tempat membuat barang haram.


"Kami sebagai tetangga, tentu kaget perumahan ini ada tempat
kayak
begitu," ujar Artiwi (50 tahun), warga yang tinggal tepat di depan lokasi laboratorium narkoba.


Kata dia, rumah ditempati 2 orang pria asing dan satu orang pribumi. Mereka tinggal sejak 4 Oktober 2013, semuanya dikenal warga sebagai sosok yang tertutup.


"Tapi, sebelum ramai-ramai kayak begini, anak saya bilang beberapa hari terakhir setiap sore kalau penghuni ada di rumah, ada orang yang melempar barang ke dalam rumah. Yang melempar barang pakai mobil Suzuki Katana," tutur dia.


Selain itu, para tersangka, lanjut Artiwi, sering menghabiskan waktu sore di lokasi kolam renang yang masih dalam lingkungan perumahan. "Ya, kadang-kadang kalau sore mereka berenang bersama," katanya.


Warga tidak tahu persis kronologi penggerebekan di rumah tersebut. Mereka hanya tahu, bila dinihari itu rumah ramai oleh petugas kepolisian.


Sementara itu, Khoirul Anwar, satpam di Perumahan Vila Meutia Kirana menuturkan, selama ini tidak ada aktivitas mencurigakan di rumah tersebut. "Ya, normal biasa saja. Tapi, memang penghuninya sering keluar sore dan pulang tengah malam," katanya.


Penghuni rumah, lanjut dia, selama ini selalu menggunakan taksi sebagai alat transportasi. Mereka tidak punya mobil pribadi. (one)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya