Mun'im Idries, Ahli Forensik Penyuka Tantangan

Mun'im Idris di kantor Komisi Yudisial
Sumber :
  • Antara/ Widodo S Jusuf
VIVAnews - Ahli forensik Abdul Mun'im Idries tutup usia, Jumat 27 September 2013. Selama hidupnya, Mun'im dikenal sebagai sosok yang kerap mengungkap kasus-kasus pembunuhan lewat kesaksiannya di pengadilan.
Wow, Pegawai ASN yang Pindah ke IKN Bakal Dapat Satu Unit Apartemen Layak Huni

Kepakaran Mun’im dalam ilmu kedokteran forensik memang tidak diragukan lagi. Beragam kasus telah ditangani bahkan sebelum ia menyandang gelar spesialis. Siapa sangka keterlibatan ayah lima anak ini di dunia kedokteran sesungguhnya tidak pernah direncanakan.
Pembangkangan Terhadap UU Telekomunikasi, Pengusaha Ilegal Ini Diancam Hukuman Pidana

Lahir di Pekalongan, 25 Mei 1947, anak keenam dari 11 bersaudara ini awalnya memiliki impian untuk melanjutkan studi di jurusan kimia pada sebuah institut teknik ternama. Namun, kondisi finansial keluarga yang tidak mendukung, membuatnya beralih ke Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, tempat yang menjadi titik tolak perjalanan karirnya.
KPK Eksekusi Sanksi Etik Eks Karutan Achmad Fauzi soal Kasus Pungli

Adik kandung dr Dadang Hawari ini sejak awal telah telah menunjukkan minat yang sangat besar pada forensik. Ia beranggapan bahwa ilmu tersebut dinamis dan berbeda dari pengetahuan kedokteran lainnya. 

“Saya menyukai tantangan dan di sini saya melihat banyak tantangan,” ujar Mun’im dalam sebuah wawancara dengan media. 

Dokter yang identik dengan jaket kulit hitam ini pun memilih untuk berkecimpung di Departemen Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal. Padahal, di saat bersamaan ia diterima oleh Departemen Ilmu Penyakit Dalam, spesialisasi favorit yang sulit ditembus kala itu.

“Forensik memiliki peran yang penting, yaitu to protect society. Contohnya, kita harus bisa melindungi suatu kasus dari media apabila berpotensi menimbulkan keresahan masyarakat. Tugas kita adalah meminimalisasi jumlah korban, bukan malah menambahnya” kata Mun'im.

Sambil terus memperkaya jam terbangnya, lebih dari tiga puluh buku telah ditulis Mun'im.(sj)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya