- VIVAnews/Anhar Rizki Affandi
VIVAnews - Ribuan buruh dari berbagai elemen menggelar unjuk rasa di Balai Kota Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Selasa 3 September 2013. Para buruh minta kenaikan upah minimum provinsi (UMP) dari Rp2,2 juta jadi Rp3,7 juta atau sebesar 50 persen.
Menanggapi tuntutan itu, Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo, mengatakan bahwa menaikkan UMP bukan perkara mudah. Sebab harus memperhatikan berbagai aspek di antaranya adalah kondisi ekonomi.
Selain itu, kata Jokowi, menaikkan UMP juga tersandung berbagai aturan pemerintah. Artinya, untuk menaikkan UMP itu harus sesuai dengan undang-undang yang berlaku di pemerintahan.
"Kalau saya melihat, menaikkan UMP itu adalah pertama ada aturan, yang kedua harus diperhatikan situasi dan kondisi ekonomi," kata Jokowi di Balai Kota.
Menurutnya keputusan menaikkan UMP sesuai dengan keinginan masyarakat itu juga harus disesuaikan dengan survei kebutuhan hidup layak (KHL) dari Badan Pusat Statistik (BPS). "Kalau menaikkan ya belum tahu. Survei saja belum," ujar dia.
Berdasarkan pantauan VIVAnews, aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh berbagai elemen buruh itu dimulai pada pukul 10.30. Para Buruh bergerak dari dua lokasi yaitu Kawasan Industri Pulogadung dan Kawasan Berikat Nasional (KBN) Cakung, Jakarta Timur.
Ratusan personel kepolisian diterjunkan untuk mengawal aksi itu. Termasuk dua kendaraan water cannon dan beberapa mobil pengangkut kawat berduri.
Kapolsek Gambir Ajun Komisaris Besar Polisi Tatan Dirstan Atmaja, menjelaskan kendaraan taktis itu hanya sebagai antisipasi adanya tindakan anarkis dari para pengunjuk rasa.
"Kami lihat eskalasi di lapangan. Kami tidak bisa prediksi. Penempatan water cannon ini sesuai protap dalam menjaga aksi unjuk rasa," kata Tatan saat ditemui di lokasi unjuk rasa.
7 Tempat Terbaik untuk Perjalanan Petualangan di Dunia
Dunia ini dipenuhi dengan tempat-tempat yang menawarkan pengalaman petualangan tak terlupakan. Dari puncak gunung yang menantang hingga lembah yang hijau.
