Ahok Minta Ketua RT/RW "Sweeping" Warga Terindikasi Narkoba

Gubernur DKI Basuk Tjahaja Purnama
Sumber :
  • VIVAnews/Ikhwan Yanuar

VIVAnews - Seluruh lurah dan camat di DKI Jakarta diperintahkan untuk mengerahkan para Ketua RT dan RW di lingkungan mereka memantau warga yang terindikasi narkoba.

Apabila ada yang terindikasi narkoba, Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama meminta untuk langsung melaporkan kepada Badan Narkotika Nasional (BNN). Dengan upaya itu, kata dia, maka masyarakat pengguna narkoba dapat direhabilitasi.

"Saya berharap semoga program ini mendapat dukungan dari para ketua RT dan RW. Karena mereka semua yang paling tahu bagaimana keadaan warga dan langsung memonitor," kata Ahok, sapaan Basuki, dalam acara Diskusi Panel dengan tajuk "Peran Jajaran Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Mendukung Program Rehabilitasi Pecandu Narkoba" bersama BNN di Balai Kota DKI, Minggu 30 Juni 2013.

Dalam kesempatan itu, Ahok mengajak para peserta diskusi, yang sebagian besar camat dan lurah untuk mulai peduli lingkungan dan warganya.

"Persoalannya sekarang bapak-bapak dan Ibu-ibu ini tidak peduli untuk menjadi seorang yang peduli lingkungan. Semoga kesempatan ini bermanfaat, setelah keluar dari sini, Anda semua menjadi peduli pada masalah penyalahgunaan narkoba," ujarnya.

Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN), Anang Iskandar, mengatakan, pengguna narkoba harus diselamatkan melalui upaya rehabilitasi. Jika ada yang tertangkap, harus dianalisa terlebih dahulu apakah hanya pengguna atau sekaligus sebagai pengedar.

"Jika dia pengedar ya memang harus di penjara, tetapi jika hanya pengguna harus direhabilitasi," kata Anang.

BNN mendorong setiap pemerintah daerah memiliki tempat rebahilitasi masing-masing. Sehingga pengguna bisa direhabilitasi di lokasi yang berdekatan dengan tempat tinggal. Di Jakarta sendiri baru ada di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Duren Sawit.

"Kami ingin rumah sakit di Indonesia ini ada tempat rehabilitasi, sehingga masyarakat di wlayah tersebut dengan mudah rehab," kata dia.

Berdasarkan penelitian BNN dengan Puslitkes UI tahun 2011 terjadi kenaikan jumlah penyalahgunaan narkoba di Jakarta. Tercatat pada tahun 2008 hanya sebanyak 4,1 persen dari jumlah penduduk, menjadi 7 persen atau sekitar 491 ribu orang di tahun 2011. Jumlah tersebut urutan pertama dari 33 provinsi di Indonesia.

Sebesar 63 persen dari total penyalahgunaan narkoba di Jakarta adalah pemakai ganja, 20 persen sabu-sabu, dan 13 persen adalah pemakai ekstasi. "Ancaman penyalahgunaan narkoba dapat terjadi di berbagai lapisan masyarakat tanpa membedakan strata sosial, ekonomi, usia, maupun tingkat pendidikan," tuturnya.

Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Dien Emmawati, mengaku selain di RSUD Duren Sawit, sebanyak 11 puskesmas di Jakarta juga telah membuka pelayanan metadon.

Ekonomi Tumbuh 5,6% di 2024, Pemprov DKI Yakin Bisa Atasi Inflasi

Pelayanan tersebut bisa membantu terapi penyembuhan dari penggunaan narkoba. Ke sebelas puskesmas tersebut yakni di puskesmas Gambir, Kemayoran, Joharbaru, Koja, Tambora, Tebet, Jatinegara, Tanjungpriok, Tamansari, Cengkareng, dan Kalideres.

Ke depan, lanjut Dien, instansinya akan menambah puskesmas yang melayani pengobatan metadon, yakni di Puskesmas Kebayoranlama, Jagakarsa, Pesanggrahan, dan Cempakaputih. "Dalam sehari ada 150 pengguna yang dilayani. Kami akan tambah lagi, tahun ini selesai. Tinggal melakukan pelatihan terhadap dokter," ujar dia.

Pemain Real Madrid, Joselu

Man Utd Incar Penyerang Tua yang Bela Real Madrid

Manchester United tertarik pada penyerang tengah yang musim ini bermain untuk Real Madrid, Joselu. Man Utd sedang berupaya mencari celah guna mendapatkan pemain buruannya

img_title
VIVA.co.id
28 Maret 2024