Lima Stasiun Hanya Bayar Rp2.000, Penumpang Commuter Line Senang

Ilustrasi naik angkutan umum.
Sumber :
  • REUTERS/Beawiharta

VIVAnews - Hari ini PT Kereta Api Commuter Jabodetabek (KCJ) melakukan uji coba tarif progresif commuter line. Penumpang menyambut baik sistem ini sebab tarif jadi jauh lebih murah.

Deretan Artis Rayakan Idul Fitri di Tanah Suci Mekkah

Dengan sistem progresif ini, tarif yang dikenakan kepada penumpang berdasarkan jumlah stasiun yang dilewati. PT KCJ mengenakan tarif Rp2.000 untuk lima stasiun pertama, dan tiap tiga stasiun berikutnya Rp500. Selama ini rute terjauh yakni Bogor Jakarta dipatok tarif Rp9.000. Kini dengan tarif progresif hanya sebesar Rp 5.000 per perjalanan.

Rencananya penerapan tarif progresif bersamaan dengan tiket elektronik pada 1 Juli 2013. Mulai besok, tiket kertas sudah tidak dipergunakan lagi untuk commuter line.

"Iya, tidak apa-apa, membantu juga secara ongkos lebih murah. Apalagi kalau jarak dekat," kata seorang penumpang, Anna (24), saat ditemui di Stasiun Manggarai, Jakarta, Minggu 30 Juni 2013.

Anna yang merupakan warga Bekasi itu bekerja di Jakarta. Selama ini, ia hampir selalu menggunakan commuter line dari tempat tinggalnya di Bekasi.

"Biasanya sampai Manggarai saja dari bekasi melewati tujuh stasiun. Jadi kalau dijalani, biayanya hanya nambah di dua stasiun," ujarnya.

Anna sudah mendengar kebijakan baru tersebut. Dia berharap aturan itu dapat berjalan dengan lebih baik ke depannya.

"Biar tidak terlalu ngantre banget, kalau pagi, kalau berangkat kerja atau pulangnya. Jamnya jangan sampai sering telat," kata dia.

Penumpang lain, Zulkarnaen (27), mengungkapkan hal senada dengan Anna. Pria yang tinggal di kawasan Rawamangun, Jakarta Timur, itu menilai tarif progresif tidak mempersulit penumpang tetapi justru mempermudah yaitu harga tiket lebih murah.

"Kalau tarif lama Rp8ribu, sekarang saya bayar Rp3 ribu, jauh lebih ngirit. Bagi penumpang lebih simpel, tapi bagi petugas mungkin administrasinya nanti lebih rumit," katanya.

Tapi Zul mengeluhkan kurangnya sosialisasi kebijakan baru ini. Dia mengaku mendengar tarif baru yang akan mulai diberlakukan besok bukan dari petugas, melainkan dari stasiun televisi. "Dari petugas tidak pernah ada sosialisasi. Petugas cuma nanyain tiket," ucapnya.

Lebih lanjut, Zul memberikan kritik kepada pengelola. Dia minta agar gerbong kereta segera diperbanyak. Dengan demikian, penumpang dapat terangkut semua, dan tidak perlu menunggu lama kereta datang.

Anjuran Melewati Jalur Berbeda Saat Berangkat dan Pulang Sholat Idul Fitri dari Para Ulama

"Seperti sekarang ini saya ke Kota nunggu lama hampir 30 menit," keluhnya.

Sementara itu, sepasang suami istri yang sudah berusia lanjut, Sana (60), dan Hasnah (54), mengaku cukup bingung dengan aturan tarif progresif. Namun sebagai warga, mereka memastikan akan mengikuti aturan itu.

"Agak bingung tadi. Kalau anak-anak sekarang mungkin bisa. Tapi kalau peraturan ya kami ngikutin nanti lama-lama juga ngerti," kata Hasnah sambil tertawa.

Hasnah mengaku lebih nyaman naik kereta daripada moda transportasi lain. Menurutnya, kereta khususnya commuter line jauh lebih cepat dan keamanan lebih terjamin.

"Kalau ekonomi banyak copet. Atau sering terjadi tawuran. Commuter line lebih tenang," terangnya.

Sang suami, Sana, melanjutkan, mereka mengetahui aturan baru tersebut dari televisi. Selama ini, dia dan Hasnah juga tidak terlalu sering naik kereta karena sekarang sudah tidak bekerja lagi.

Meski demikian, Sana tetap memberikan kritik kepada pengelola commuter line. Dengan sistem baru ini dia menyarankan agar pengelola bisa menerapkan sistem yang mudah dan praktis.

"Kalau orang kerja, turun lagi, bayar lagi, waktunya tersita. Ya gembira ongkosnya turun, tapi seharusnya bisa langsung jalan saja," ujar dia.

Bangkai mobil Gran Max yang kecelakaan di Km 58 Tol Cikampek

Pesan Terakhir Korban Kecelakaan Tol Cikampek KM 58 ke Ibunya: Mah Aa Mau Pulang

Kisah pilu datang dari ibu Muhammad Nazaki (Zaki) salah satu korban tewas dalam insiden kecelakaan di Tol Jakarta Cikampek KM 58, Karawang, Jawa Barat Senin, 8 April 2024

img_title
VIVA.co.id
10 April 2024