- VIVAnews/Anhar Rizki Affandi
VIVAnews – Mundurnya 16 rumah sakit swasta dari program Kartu Jakarta Sehat (KJS) tidak menggoyahkan niat Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo untuk meneruskan KJS. Program itu sudah dia perkenalkan sejak masa kampanye Pilkada DKI Jakarta 2012.
Jokowi hari ini menyatakan KJS sangat diperlukan oleh warga DKI Jakarta. Jokowi berharap semua pihak, termasuk rumah sakit swasta dan Rumah Sakit Umum Daerah, mendukung agar KJS berjalan mulus. Apabila ada keluhan dari RS, kata dia, seharusnya pihak RS menemui dirinya dulu, tidak begitu saja mengundurkan diri sebagai pelayan program KJS.
“Jadi jangan hanya gara-gara masalah utung dan rugi, tiba-tiba mundur. Harusnya bicara terlebih dahulu, menyampaikan secara riil apa keinginan mereka kepada kami?,” ujar Jokowi di kantor Lemhanas, Jakarta Pusat.
Mantan Wali Kota Solo itu mengingatkan semua pihak untuk tidak menghambat pelaksanaan KJS. “Jangan coba-coba menghambat dengan cara-cara yang tidak baik. Kita harus punya cara yang baik. Berbicara dengan saya tidak, ketemu saya tidak, lantas memutuskan mundur,” ujar dia.
Jokowi mengatakan, dia akan tetap berjuang mati-matian demi kesuksesan KJS karena masyarakat Jakarta butuh pelayanan kesehatan. Manfaat KJS, ujarnya, terbukti dengan adanya lonjakan pasien KJS di rumah sakit. “Melonjaknya sampai 500 ribu pasien lebih, karena masyarakat yang ingin,” ujarnya.
Tuai Kontroversi
Keenam belas RS yang mundur dari KJS mempersoalkan sistem klaim yang dinamakan Indonesia Case Base Group's (INA CBG). Sistem klaim tersebut berbeda dengan sistem yang selama ini dianut oleh RS swasta di Jakarta. Biasanya RS menerapkan sistem pembayaran fee by service, yaitu pembayaran yang dihitung berdasarkan tindakan medis, sedangkan sistem INA CBG tidak seperti itu.
“Jika biasanya RS menghitung biaya dari kunjungan dokter kepada pasien rawat inap (doctor visit), tindakan medis, dan jumlah resep, di sistem INA CBG semua dihitung dalam satu paket,” kata Direktur Pelayanan PT Askes, Fajriadinur.
INA CBG adalah program milik Kementerian Kesehatan. Sistem ini diterapkan di Jakarta untuk dijadikan proyek percontohan. Dengan sistem klaim INA CBG, orang yang berobat dengan KJS memakai paket obat yang sudah ditentukan. Namun ternyata sistem ini menuai kontroversi. (ren)