VIVAnews - Perampokan atau penodongan kendaraan dengan modus pura-pura memberi tahu ban kempes atau kendaraannya berasap, kini mulai marak kembali di Ibu Kota.
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Rikwanto, mengimbau pengendara untuk lebih waspada. Menurutnya siapapun bisa terkena modus itu.
"Modus tersebut tidak berlaku di satu wilayah saja, di seluruh wilayah Jakarta itu terjadi. Setelah banyaknya razia ataupun operasi saber (sapu bersih) paku-paku itu memang banyak berkurang, namun dalam beberapa waktu ini sudah mulai (marak) lagi," ujar Rikwanto di kantornya, Senin, 6 Mei 2013.
Rikwanto menambahkan, biasanya setelah diberitahu mobilnya bermasalah, korban akan panik dan bingung. Kemudian secara spontan korban akan langsung menghentikan kendaraannya. Kondisi itu sangat diharapkan oleh pelaku untuk melakukan perampokan atau penodongan.
Pengendara diminta tetap tenang bila mengalami kejadian seperti itu. "Tetap menguasai diri dan cari tempat pemberhentian yang aman seperti pos satpam, kantor polisi, atau keramaian tertentu. Hal itu untuk menghindari apabila ada yang memanfaatkan situasi dengan menyuruh orang berhenti padahal dia niatnya untuk merampok atau menodong," ucapnya.
Sebelumnya, anggota TNI yang berstatus desersi, Kopka Abdul Rauf dari Yonif Zeni Bogor terlibat kasus pencurian bermodus pecah ban. Abdul melakukan kejahatan dengan tiga temannya lainnya.
Daerah lain yang rawan modus ini adalah kawasan industri Pulogadung. Beberapa waktu lalu, warga halim menjadi korban kejahatan modus ini. Barang berharga seperti laptop dan telepon genggam korban dilarikan pelaku. (ren)