Sumber :
- VIVAnews/Muhamad Solihin
VIVAnews -
Arradan Trengganala, mahasiswa Universitas Indonesia, pagi tadi tewas mengenaskan terseret KRL Commuter Line arah Bogor. Hal ini menuai keluhan dari sejumlah mahasiswa yang sering melewati perlintasan kereta api.
Mereka menilai, kasus kecelakaan kerap terjadi akibat minimnya pengamanan di perlintasan. Salah seorang mahasiswa UI, Fahmi, mengatakan, hal yang harus diperhatikan dari kasus ini ialah keberadaan palang pintu. Di perlintasan, masih banyak pengendara motor yang nekat menerobos akibat adanya celah yang tak tertutup.
Mereka menilai, kasus kecelakaan kerap terjadi akibat minimnya pengamanan di perlintasan. Salah seorang mahasiswa UI, Fahmi, mengatakan, hal yang harus diperhatikan dari kasus ini ialah keberadaan palang pintu. Di perlintasan, masih banyak pengendara motor yang nekat menerobos akibat adanya celah yang tak tertutup.
Baca Juga :
Program Beasiswa Kuliah S1 di Jepang, Bebas Biaya dan Dapat Uang Saku Rp12 Juta Perbulan
"Sebenarnya kami sudah lama mengeluh. Kami berharap palang pintu perlintasan lebih diperpanjang sehingga tidak ada lagi celah untuk menerobos. Biasanya, akibat adanya celah itulah banyak pengendara motor yang nekat menerobos," kata Fahmi pada
VIVAnews.
Arradan tewas sekitar pukul 7.30 pagi tadi. Kejadian berawal saat ia menerobos perlintasan kereta. Korban mengira KRL dari arah Bogor sudah lewat sehingga jalur aman untuk dilintasi. Tapi rupanya kereta datang dari dua arah.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
"Sebenarnya kami sudah lama mengeluh. Kami berharap palang pintu perlintasan lebih diperpanjang sehingga tidak ada lagi celah untuk menerobos. Biasanya, akibat adanya celah itulah banyak pengendara motor yang nekat menerobos," kata Fahmi pada