7 Keluarga Lega Korban Mutilasi Bukan Anak Mereka

Ayuna Safitri diculik
Sumber :
  • Dokumen keluarga
VIVAnews
1 Poin dari Markas Persib Cukup Membuat Bhayangkara FC Bersyukur
– Potongan-potongan tubuh perempuan yang ditemukan di jalan tol Cikampek, Selasa 5 Maret 2013, mendorong banyak keluarga yang kehilangan anaknya mendatangi Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. Mereka ingin memastikan apakah korban mutilasi itu adalah anak mereka yang hilang atau tidak.

BUMI Resources Cetak Laba Bersih US$117,4 Juta di Tahun 2023

Mereka datang, terutama setelah polisi melansir ciri-ciri korban. Anggota keluarga yang datang itu merasa bahwa sebagian ciri-ciri korban mutilasi itu mirip dengan anggota keluarga mereka yang hilang. Dalam tempo dua hari saja, ada tujuh keluarga yang datang untuk melihat jenazah korban di RSCM, Jakarta Pusat.
Arus Mobil saat Mudik 2024 Meningkat, Astra Infra Siapkan Hal Ini


“Khawatir jika keluarga mereka yang hilang itu yang menjadi korban mutilasi. Kasus ini memang meresahkan. Apalagi jasad ditemukan dalam bentuk sudah dipotong-potong,” kata Kapolda Metro Jaya, Inspektur Jenderal Pol Putut Eko Bayuseno, kepada
VIVAnews
, Kamis 7 Maret 2013.


Maka dengan terungkapnya kasus mutilasi ini malam tadi, setidaknya tujuh keluarga itu bisa sedikit lega karena korban mutilasi sudah jelas bukan anak mereka. Meski demikian, mereka berharap polisi bisa terus melacak dan menemukan anak mereka yang hilang.


“Kasus penculikan dan kehilangan anggota keluarga itu masih kami proses. Kami minta doa dari semua masyarakat, semoga pelakunya bisa terungkap dan korban dikembalikan kepada keluarga,” ujar Putut.


Salah satu keluarga yang kehilangan anak adalah Emilia. Putri sulung Emilia, Ayuna Safitri (16 tahun), diduga diculik seorang perempuan. Emilia sudah melaporkan kasus tersebut ke Polda Metro Jaya, tetapi belum ada kabar anaknya ditemukan.


Ada pula Edi dan Rukanda yang mendatangi RSCM. Anak mereka – masing-masing bernama Evi dan Ernawati – hilang beberapa waktu lalu. “Evi sudah meninggalkan rumah dua pekan, padahal dia tidak pernah meninggalkan rumah lebih dari satu hari,” ujar Edi.


Sementara Rukanda, ayah kandung Ernawati (30 tahun), mengatakan bahwa  anak perempuannya itu bekerja di Cikarang, Jawa Barat, dan sudah tiga pekan tidak pernah masuk kerja, juga tidak pulang ke rumah. (eh)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya