- VIVAnews/Muhamad Solihin
VIVAnews - SMAN 70 dan SMAN 6 yang kerap terlibat keributan telah melakukan rapat koordinasi di bawah pengawasan Polres Metro Jakarta Selatan, Selasa, 25 September 2012. Mereka sepakat menyelesaikan permasalahan ini dengan damai dan menyerahkan kasus hukum kepada polisi.
Disampaikan Ketua Komite SMAN 70, Ricky Agusiadi, keributan yang terjadi antara kedua sekolah unggulan itu kerap didorong dari dukungan para oknum senior dan alumni dua sekolah yang jaraknya tidak berjauhan itu.
Sementara mengenai senjata tajam yang digunakan siswa saat aksi tawuran dan saat aksi penusukan terhadap Alawy Yusianto Putra, dipastikan tidak dibawa dari rumah. Senjata tajam itu diperkirakan sengaja diberi orang-orang yang tidak bertanggungjawab.
"Saya jamin mereka tidak bawa senjata tajam dari rumah atau dari sekolah. Itu dipasok entah oleh siapa. Sweeping di tempat seperti got dan warung jarang menemukan," katanya.
Terkait kematian Alaway, polisi telah menetapkan siswa SMAN 70 bernisial FR, sebagai tersangkanya. Saat ini, polisi masih memburu yang bersangkutan. Polisi akan menerapkan pasal pembunuhan atau Pasal 338 KUHP, Pasal 170 dan Pasal 351 KUHP terhadap FR.
FR dikenal sebagai siswa yang punya catatan pendidikan yang kurang baik. FR sudah dua kali tidak naik kelas dan pernah terlibat kasus kriminal.
"Bila pelaku sudah ditangkap akan menerapkan pasal pembunuhan," kata Kapolres Jakarta Selatan, Komisaris Besar Wahyu Hadiningrat.
Sementara motif penyerangan dan penusukan, didasari karena rasa permusuhan yang mengakar. Motif tersebut akan terus berkembang jika FR sudah ditangkap.
Golkar Tetap Optimis Meski Elektabilitas Ahmed Zaki Masih Rendah di Bursa Cagub DKI
Partai Golkar akan mengusung Ketua DPD DKI Jakarta Ahmed Zaki Iskandar di Pilkada DKI Jakarta 2024 sebagai calon gubernur (cagub).
