Jokowi-Ahok Bisa Jadi "Bumerang" Pemilu 2014

Usai Mencoblos, Mega dan Jokowi Gelar Jumpa Pers
Sumber :
  • VIVAnews/Muhamad Solihin

VIVAnews - Pasangan Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama yang hanya didukung dua partai, PDIP dan Gerindra mampu mengungguli Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli dengan modal dukungan banyak partai besar, dalam perhitungan cepat putaran kedua Pilkada DKI Jakarta.

Sejumlah pihak menganggap, hasil tersebut menjadi tolak ukur untuk Pemilihan Umum (Pemilu) 2014. Namun, Ketua Badan Penelitian dan Pengembangan Partai Golkar, Indra J Piliang, tak sepakat.

Di Tengah Pertempuran Rusia-Ukraina, Wakil Menteri Pertahanan Rusia Ditangkap Karena Terima Suap

Ia menilai, kemenangan Jokowi-Ahok tak bisa disamakan dengan kancah politik skala nasional. Alasannya, jumlah pemilih Jakarta berbanding jauh dengan jumlah pemilih secara nasional.

Untuk itu, faktor kemenangan Jokowi-Ahok kurang menentukan bagi Pemilu 2014, khususnya Pemilihan Presiden. "Karena, tahun 2013 itu bukan lagi membicarakan persoalan Jakarta," kata Indra, usai diskusi polemik "Belajar dari Pemilukada DKI" di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu 22 September 2012.

Persepsi Pilkada DKI 2012 dianggap menjadi barometer Pemilu 2014, Indra menilai, itu merupakan hal sangat keliru. "Kalau dari segi waktu itu sangat keliru, sehingga saya tidak percaya Pilkada Jakarta sebagai barometer pilpres," ucapnya.

Indra justru melihat, Jokowi-Ahok berpotensi mendapat "hukuman" dari masyarakat. Hal itu terjadi jika saja pasangan "kemeja kotak-kotak" itu tidak menata Jakarta dengan baik.

Bahkan, berpotensi menjadi bumerang bagi dua partai yang mendukungnya. "Apabila partai politik pendukungnya menekan Jokowi-Ahok, mereka bisa dapat hukuman dari masyarakat. Mereka seharusnya yang jadi pengawas partai politik untuk tidak bermain. Mudah-mudahan Prabowo, Megawati, Pak JK dengar ini," kata Indra. (art)

Nurul Ghufron diperiksa Dewas KPK

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho ke Dewas, Ada Apa?

Wakil Ketua KPK, Nurul Ghufron melaporkan salah satu Anggota Dewas KPK, Albertina Ho ke Dewan Pengawas KPK. Ghufron melaporkan anggota Dewas KPK terkait dugaan penyalahgu

img_title
VIVA.co.id
24 April 2024