"Foke-Nara Sulit Kejar Populisme Jokowi"

Jokowi Temui Pendukung di Posko Pemenangan
Sumber :
  • VIVAnews/ Muhamad Solihin

VIVAnews - Faktor figur menjadi sorotan dalam putaran kedua Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI 2012. Joko Widodo-Basuki Tjahaya Purnama yang didukung dua partai kecil di Jakarta, ternyata bisa mengalahkan koalisi partai-partai besar yang mengusung Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli.

Ketua Badan Penelitian dan Pengembangan Partai Golkar, Indra J Piliang, menyatakan, keberadaan partai politik pendukung ternyata tidak terlalu signifikan dalam mengeruk suara pemilih pada hari pemungutan suara berlangsung. Situasi ini juga berlaku nasional, sekitar 80 persen masyarakat Indonesia independen, tidak lagi melihat partai politik yang berada di belakang sosok pasangan kandidat.

"Mesin parpol ini kan kecil, sedangkan 80 persen masyarakat sebetulnya independen, sehingga parpol tidak bisa menggerakkan mereka," kata Indra saat diskusi polemik "Belajar dari Pemilukada Jakarta" di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu 22 September 2012.

Khusus Jakarta, Indra melihat, ada pula dinamika politik yang sulit dibaca. Masyarakat Jakarta kritis dan rasional, sehingga ketika diberikan tawaran figur yang elitis dan populis, mereka akan pilih figur populis yang juga humanis. "Ini susah dikejar oleh Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli (Foke-Nara)," kata dia.

Di mata Indra, Foke-Nara lebih sering muncul sebagai pejabat, terlalu terlihat sebagai elite politik. Beda dengan Joko Widodo (Jokowi) yang lebih humanis.

"Jokowi ketika ditanya busway, dia garuk-garuk kepala. Itu memperlihatkan kemanusiawian. Foke-Nara, tidak memperlihatkan itu," ujar dia. (art)

Sri Mulyani Buka Suara soal Warga Beli Sepatu Rp10 Juta, Kena Pajak Rp31 Juta
Contoh Artefak yang Dicuri (Doc: Kejaksaan Manhattan)

Nilai 3 Artefak Langka Zaman Majapahit yang Dicuri Capai Rp 46 Miliar

Tiga artefak langka dari zaman Majapahit dicuri orang dan dijual di New York, Amerika Serikat. Saat ini sudah dikembalikan ke Indonesia.

img_title
VIVA.co.id
28 April 2024