Korban Kebakaran Karet Masih Tidur di Kuburan

Korban Kebakaran Mengungsi di Kuburan
Sumber :
  • VIVAnews/Anhar Rizki Affandi

VIVAnews - Ratusan rumah padat penduduk di kawasan Karet Tengsin, Tanah Abang, Jakarta Pusat, hangus terbakar, Senin malam, 6 Agustus 2012 lalu. Ribuan jwa menjadi korban dan setelah empat hari pasca kebakaran, mereka masih membutuhkan banyak bantuan.

Warga korban kebakaran masih mengungsi di tenda yang tak jauh dari rumah tinggal mereka. Ada tiga posko yang dibangun warga untuk tempat tinggal. Di ruman susun Karet, di dekat mesjid Al Muhajirin dan di pemakaman karet Bivak.

Meski sudah dibangun posko dan tenda, tetap belum bisa menampung warga yang menjadi korban. Apalagi lahan yang tersedia harus dibagi dengan posko lain milik instansi pemerintah, partai dan produk-produk.

Bahkan, untuk sekedar berteduh, lima keluarga korban kebakaran yang mengungsi di posko makam Karet Bivak, harus membangun tenda dengan bahan seadanya di atas makam.

"Saya bersama dengan istri dan keluarga istri saya sengaja membuat tenda di atas kuburan, karena sudah tidak ada tempat lagi. Poskonya paling kecil tetapi banyak warga yang jadi korban kumpul di sini," ujar Edi, 30 tahun, di tenda pengungsian, Kamis, 9 Agustus 2012.

Saat ini, Edi yang memiliki dua orang anak yang masih kecil-kecil mengaku masih sangat butuh bantuan. Agar tetap terasa nyaman meski tidur di atas kuburan, Edi butuh selimut untuk anak dan keponakannya.

Selam tinggal di pengungsian, Edi baru dapat bantuan tiker dari warga lain yang merasa iba karena melihat anaknya tidur di atas kuburan. Edi juga butuh makanan dan pakaian untuk keluarganya. Beberapa sumbangan, lanjut Edi memang langsung dimasukan ke posko dan baru dibagikan bila ada warga yang membutuhkan. 

"Kami pernah dapat makanan yang nasinya belum matang, lauknya sudah basi tetapi masih kami makan karena tidak tahu harus makan apa lagi," kata Edi.

Jangankan untuk merayakan Lebaran, untuk besok saja, Edi masih belum bisa memikirkan. Meski tidak mudik Lebaran, Edi yang asli Jakarta sangat butuh sumbangan materi untuk kebutuhan anak-anak yang masih balita.

Hartanya hanya baju yang dia kenakan dan kompor yang ada ditenda. Ia tidak pernah memikirkan bagaimana caranya untuk  membangun rumah lagi, lanjut Edi, juga belum terfikirkan.

Sebagai penjaga dan merawat makan di Karet Bivak, Edi tidak akan mampu membangun lagi rumahnya, kecuali dengan bantuan dari pemerintah.

"Saya cuma bisa ambil surat-surat berhaga saja," kata Edi sambil menunjukan rumahnya yang tinggal dinding.

Berdasarkan data yang diperoleh dari pengurus posko tiga, ada 122 kepala keluarga yang terdiri dari 378 jiwa. Korban balita 41 orang dan jompo 26 jiwa. Tidak ada korban dalam peristiwa tersebut.

Menurut Ayat, petugas di posko tiga, jumlah keseluruhan warga yang menjadi korban kebakaran mencapai 1.700 orang. Mereka kebanyakan warga menegah ke bawah. Menurutnya, baru ada bantuan tenda dan listrik untuk penerangan.

"Pak walikota kemarin menjanjikan akan membangun dapur umum, tetapi hingga kini belum terwujud, baru listrik saja menyala agar tidak gelap," kata Ayat.

Untuk air bersih dan kamar mandi, lanjut Ayat masih ada yang bisa digunakan. Warga secara bergantian menggunakan fasilitas yang seadanya itu. Kebakaran besar ini, lanjut Ayat terakhir terjadi pada 2002 silam. (adi)

Pemerintah Harus Antisipasi Kebijakan Ekonomi-Politik Imbas Perang Iran-Israel
Mensos Risma

Mensos Risma Berikan Pesan ke Konten Kreator: Tidak Usah Takut untuk Melangkah!

Dalam acara bertajuk YouTube Seribu Kartini Beda Tapi Sama di Jakarta, Jumat,19 April 2024, Menteri Sosial Risma mengemukakan bahwa seorang kreator konten tidak takut.

img_title
VIVA.co.id
20 April 2024