Perludem: Ceramah Rhoma Bentuk Kampanye

Rhoma Irama Memenuhi Panggilan Panwaslu
Sumber :
  • VIVAnews/Anhar Rizki Affandi

VIVAnews - Direktur Eksekutif Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem), Titi Anggraeni mengatakan, ceramah berbau isu SARA yang dilakukan Rhoma Irama, dengan dalih apapun tidak tepat.

Apalagi saat ini bukanlah masa kampanye putaran kedua Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2012.

Dalam ceramahnya, pelantun lagu dangdut "135 juta Penduduk Indonesia" itu terkesan memojokkan salah satu pasangan kandidat gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta. Dan mengajak untuk memilih salah satu pasangan calon lainnya.

"Cara-cara yang dia lakukan merupakan bagian dari upaya pemenangan salah satu kandidat. Dan segala sesuatu yang berupa ajakan memilih kandidat tertentu patut diduga sebagai berkampanye di luar jadwal," kata Titi kepada VIVAnews, Selasa 7 Agustus 2012.

Mengenai ceramah yang isinya terkontaminasi isu SARA, Titi berpendapat, Raja Dangdut itu belum bisa menjaga perilaku demokrasi dan penghargaan terhadap manusia. Terutama ketika berkomunikasi di ruang publik.

"Jangan merendahkan pemilih kita dengan menggunakan pendekatan SARA dan primordial. Dalam ruang privat saja kita harus menjaga perilaku demokrasi dan penghormatan terhadap nilai-nilai kemanusiaan dan demokrasi, apalagi ketika berada di ruang publik," Titi menuturkan.

Semestinya, Titi menerangkan, sebagai seorang pendakwah, Rhoma melakukan hal-hal lebih mendidik untuk memperkuat nilai-nilai demokrasi dan kemanusiaan dalam masyarakat. Bukan justru sebaliknya, menggunakan sentimen-sentimen keagamaan.

"Apalagi nilai-nilai Islam itu sangat universal ya, mengajarkan kesetaraan, penghormatan, dan saling menghargai. Jangan kotori bulan Ramadan ini dengan tindakan-tindakan yang jauh dari nilai-nilai Islam itu sendiri," ujarnya.

Rhoma sendiri sudah memenuhi panggilan Panwaslu DKI, Senin 6 Agustus 2012. Dia dimintai klarifikasi soal ceramahnya yang diduga berbau SARA di salah satu masjid di Jakarta Barat beberapa waktu lalu.

Usai dimintai keterangan oleh Panwaslu, Rhoma menyatakan tidak akan meminta maaf kepada pasangan Joko Widodo-Basuki T Purnama karena merasa tidak berbuat kesalahan. Termasuk tidak memerlukan islah atau perdamaian.

"Saya tidak perlu meminta maaf kepada kelompok Jokowi-Ahok karena saya merasa tidak berbuat salah. Kedua, tidak perlu islah karena kita tidak bermusuhan. Saya sangat menghormati Jokowi dan Ahok dalam konteks berbangsa. I love them all," kata Rhoma di Kantor Panwaslu, Senin 6 Agustus 2012.

Sementara Ketua Panwaslu DKI, Ramdansyah menyatakan, pihaknya masih perlu melakukan analisis mendalam sebelum membuat keputusan terkait isi ceramah Rhoma Irama. (umi)

Janji Pemain Asing Persib Jelang Lawan Bali United
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ade Ary

Pegawai Kemenhub Dipolisikan Istri Gara-gara Injak Al-Quran

Eks Kepala Kantor Otoritas Bandara Udara Wilayah X Marauke/pegawai Kemenhub Asep Kosasih dipolisikan istrinya ke Polda Metro Jaya. Alasannya, buntut menginjak Al-Quran ka

img_title
VIVA.co.id
17 Mei 2024