- VIVAnews/ Muhamad Solihin
VIVAnews - Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta, Nachrowi Ramli, meminta Rhoma Irama menjelaskan maksud ceramahnya pada saat tarawih di Masjid Al Isra, Tanjung Duren, Jakarta. Bagi Nara, sapaan Nachrowi Ramli, ceramah yang mengandung unsur SARA sama sekali tidak dibenarkan.
"Jadi saya pikir, jelaskan apa yang dimaksud H Rhoma Irama. Sebab antara aqidah dengan SARA itukan berbeda. Dan nanti bisa dilihat ada maksud apa di sana. Jadi datang dan jelaskan," kata Nachrowi saat melakukan buka puasa di kediaman ketua Fraksi Partai Demokrat, Nurhayati Assegaf di Condet, Jakarta, Sabtu, 4 Agustus 2012.
Nara menilai, jika seseorang beribadah dan menjalankan apa yang tertulis di dalam Alquran, maka hukumnya menjadi wajib. Namun seharusnya, semua pihak bisa membedakan antara SARA dan melaksanakan ibadah.
"SARA tidak boleh. Tapi kalau seseorang beribadah sesuai dengan ajarannya itu wajib hukumnya. Jadi tolong bedakan SARA dengan orang yang melaksanakan ibadah sesuai dengan ajaran agamanya," kata dia.
Nachrowi mengaku telah melihat ceramah yang dilakukan oleh Roma Irama. Dalam ceramahnya, Rhoma Irama mengajak jamaah yang tengah beribadah tarawih di Masjid Al Isra, Tanjung Duren, Jakarta untuk memilih pemimpin yang seagama. Tidak hanya itu, ia juga mengatakan bahwa Jokowi hanya batu loncatan saja agar Ahok dapat memimpin Jakarta.
Panwaslu DKI Jakarta sudah mengantongi video rekaman ceramah Rhoma Irama yang bermuatan SARA dan cenderung menjatuhkan pasangan Jokowi-Ahok. Kedua pasangan ini akan kembali bertarung dalam putaran kedua Pilkada DKI Jakarta. (eh)
Hormati Putusan MK, Eks Ketum PB HMI: Saatnya Bekerja untuk Indonesia Maju
Eks Ketua Umum PB HMI Raihan Ariatama turut menyoroti putusan MK yang menolak seluruh permohonan perkara PHPU dari Anies-Muhaimin, dan Ganjar-Mahfud MD.
