Insting Serda Nicolas Tolong Korban Perkosaan

Serda Nicolas Sandi Harewan, anggota Kopassus
Sumber :
  • VIVAnews/Luqman Rimadi

VIVAnews - Nicolas Sandi Harewan, anggota Kopassus yang menyelamatkan IS, karyawati yang hampir menjadi korban pemerkosaan di angkot C-01 harus menunda libur cuti ke kampung halamannya di Papua. Sebab aksi heroiknya itu membuat ia gagal mendapatkan tiket perjalanan.

"Saya memang awalnya bersama tunangan keluar jam 19.30 untuk mencari tiket pesawat ke Papua untuk esok harinya," ujar Nicolas kepada VIVAnews di Mako Kopassus Cijantung, Rabu 25 Juli 2012.

Ia membonceng motor tunangannya Anita Lusiana menuju biro perjalanan di wilayah Jakarta Pusat. Ia pun memacu motornya ke arah Lapangan Banteng. Sekitar pukul 22.45 WIB, jalan mulai sepi. Tiba-tiba ia mendengar teriakan dari dalam angkot yang jaraknya tiga meter dari motor yang ia kendarai.

Mendenger teriakan tersebut, Nicolas langsung curiga. Instingnya sebagai seorang prajurit bergerak. Ia langsung menyimpulkan bahwa ada yang tidak beres dari dalam angkot itu. "Saya kaget, feeling saya ini sudah tidak benar, saya yakin di dalam angkot teriakan perempuan," ujarnya.

Nicolas kemudian terus mengejar angkot tersebut. Ketika sudah dekat dengan angkot berwarna putih tersebut, ia meminta sopir menghentikan kendaraannya. "Saya teriaki ia untuk berhenti, tapi dia malah menantang. Ia bilang, Apa lu, ngapaian ngikutin," ujarnya.

Seketika sang sopir memacu mobilnya lebih cepat. Dari dalam angkot, samar-samar Nicolas melihat ada enam orang, dua di depan dan empat di belakang. Di sana IS hanya terlihat kepalanya karena ditidurkan di dalam angkot.

Sambil mengejar, Nicolas sempat melempar helm yang ia kenakan. Namun sayang helm tidak mengenai angkot. Terus dikejar, sopir malah tancap gas. Aksi saling kejar pun terjadi. "Angkot itu ngebut, ia menyalip beberapa kendaraan, taksi dan motor yang lewat," ujarnya.

Akhirnya pelaku menurunkan IS di depan rambu pengatur lalu lintas Jalan Medan Merdeka Utara, tak jauh dari gedung Mahkamah Agung. IS dilempar begitu saja.

Nicolas tidak mengejar pelaku. Ia hanya mengingat mobil dan nomor polisi mobil tersebut. Dia lebih mementingkan keselamatan korban. IS yang terduduk di pinggir jalan sambil menangis langsung ditenangkan oleh tunangan Nicolas, Anita. "Tunangan saya langsung menenangkan dia. Is menangis terus. Korban langsung dibawa naik taksi ke Pospol Gambir," katanya.

Di Pospol Gambir, akhirnya ia dijadikan sebagai saksi. Nicolas diperiksa hingga pukul 03.00 WIB. "Saya diperiksa selama tiga jam di Polres Jakarta Pusat," kata Nicolas yang bergabung dengan Kopassus sejak tahun 2010 ini. (adi)

Jepang Juara Piala Asia U-23 Usai Kalahkan Sang Penghancur Timnas Indonesia
Bitcoin dan aset kripto.

Aset Kripto Jadi Salah Satu Strategi Pengembangan Ekonomi Digital RI, Ini Penjelasannya

Bappebti mengatakan keberadaan teknologi blockchain yang merupakan bagian aset kripto yang ubah infrastruktur industri secara global, terutama di tengah gejolak ekonomi.

img_title
VIVA.co.id
4 Mei 2024