Kenapa ABG 14 Tahun Bisa Jadi Pembunuh Sadis?

ilustrasi pembunuhan
Sumber :
  • VIVAnews/Faddy Ravydera

VIVAnews - Penemuan jenazah ayah dan anak, Roy Siraturomon (50) dan Edward Siraturomon menggegerkan warga Bojonggede, Depok, Jawa Barat. Keduanya dihabisi dengan cara sadis.

Keterkejutan tak sampai di situ, saat empat pelaku diringkus, salah satunya adalah anak baru gede (ABG) berusia 14 tahun berinisial AD. Ia bertugas sebagai eksekutor yang melakukan tindakan sadis dengan bayaran Rp3 juta.

Apa yang membuat anak di bawah umur itu melumuri tangannya dengan darah demi iming-iming uang?

Ketua Komisi Nasional (Komnas) Perlindungan Anak, Arist Merdeka Sirait berpendapat, ada tiga instrumen yang menyebabkan fenomena ini terjadi. Pertama, faktor kemiskinan yang mempengaruhi pertumbuhan si pelaku menuju fase remaja.

"Anak ini, atau AD, dimanfaatkan psikologisnya oleh orang yang mengiming-iminginya dengan uang. Di usia remaja seperti AD ini ada rasa ingin senang-senang, konsumtif, namun karena faktor kemiskinan dia tidak bisa, makanya saat diiming-imingi dia mau melakukannya," ujar Arist kepada VIVAnews, Sabtu malam, 21 Juli 2012.

Faktor kedua, lanjutnya, banyak kasus serupa yang terjadi akibat anak di bawah umur mengkonsumsi narkotika. "Menurut pengalaman anak remaja bisa nekat karena tergantung obat terlarang, jadi dia miskin, lalu memikirkan uang, menggunakan obat terlarang, dan tidak memikirkan risiko pembunuhan," katanya.

Selain kedua faktor di atas, menurut Arist, faktor kesenjangan sosial juga berperan besar dalam kasus ini.

"Dia miskin, namun melihat orang-orang di sekitarnya mudah sekali mendapatkan yang diinginkan, dia terdorong ingin juga bisa seperti itu," tuturnya.

Ketiga faktor ini, kata Arist, akan dipastikan pihaknya lebih lanjut pada pertemuan yang rencananya dilakukan pada Senin pekan depan. "Supaya kami bisa beri sumbangsih kepada pihak kepolisian pasal mana yang cocok untuk dijatuhkan kepada anak di bawah umur seperti AD ini," kata dia.

Arist meminta pemerintah untuk lebih memperhatikan masalah-masalah seperti ini yang terjadi pada anak-anak di bawah umur. Kemiskinan, kata dia, membuat mereka frustasi dan rela melakukan tindakan apapun untuk mendapatkan uang.

Sebelumnya, Kepala Kepolisian Resor Kota Depok Komisaris Besar Mulyadi Kaharni mengatakan, motif di balik pembunuhan tersebut adalah karena utang. Motif terungkap dari penemuan catatan utang yang dimiliki korban.

Dari pengakuan AD, remaja putus sekolah tersebut nekat menerima tawaran ketiga kenalannya lantaran desakan ekonomi. Pasalnya, ABG itu hanya berprofesi sebagai pemulung. "Alasannya uang bayaran membunuhnya itu buat makan. Saat kejadian, keenam tersangka seolah bertamu. Bahkan korban sempat menggelar karpet segala kok."

Selain AD, juga ada eksekutor lain berinisial D  yang sampai saat ini masih dalam pengejaran petugas alias buron. (adi)

Kata Pelatih Uzbekistan Usai Dipecundangi Jepang di Final Piala Asia U-23
Ria Ricis

Resmi Cerai Ria Ricis Curhat Gak Pernah Dibela, Singgung Teuku Ryan?

Unggahan ulang akun tersebut mendapat respons dari Ria Ricis. Ibu dari Moana ini nampak memberikan komentar seolah curhat.

img_title
VIVA.co.id
4 Mei 2024