Kader PKS Tak Antusias Dukung Cagub Hidayat

Kegiatan Hidayat dan Didiek
Sumber :
  • VIVAnews/Ikhwan Yanuar

VIVAnews – Managing Director salingsilang.com, Enda Nasution, menemukan fakta menarik mengenai perilaku pendukung calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta, Hidayat Nur Wahid-Didik J Rachbini, yang diusung Partai Keadilan Sejahtera.

Sementara Salingsilang menemukan korelasi positif antara percakapan publik mengenai masing-masing calon gubernur DKI di media sosial dengan hasil quick count Pilkada DKI Jakarta putaran pertama, hal itu tidak terjadi pada Hidayat Nur Wahid.

Salingsilang – situs informasi mengenai hal-hal yang dipercakapkan di internet dan media sosial – mengumpulkan data percakapan publik mengenai Pilkada DKI Jakarta di sejumlah media sosial seperti twitter, Facebook, dan YouTube, dalam kurun waktu April sampai Juli 2012, untuk dianalisis.

Hasilnya, cagub DKI Jakarta yang paling banyak diperbincangkan di media sosial terbukti memenangi Pilkada DKI putaran pertama. Sementara cagub DKI yang paling banyak diperbincangkan di urutan kedua, juga menempati urutan kedua hasil quick count Pilkada DKI. “Jokowi menempati peringkat teratas, Fauzi Bowo di posisi kedua,” kata Enda kepada VIVAnews, Rabu 18 Juli 2012.

Namun hasil berbeda tampak pada Hidayat Nur Wahid. Sementara hasil hitung cepat menempatkan Hidayat-Didik pada peringkat ketiga dengan perolehan 11,24 persen suara, pasangan itu justru menempati peringkat kelima berdasarkan jumlah pendukung yang mempercakapkan mereka di twitter.

Riset media sosial pada Hiadyat jelas-jelas tidak ekuivalen dengan hasil quick count. Pendukung tradisional PKS, papar Enda, tidak muncul di media-media sosial untuk mempercakapkan Hidayat sebagai calon yang mereka dukung. Fenomena ini cukup aneh karena kader PKS sangat melek teknologi dan tingkat pendidikannya tinggi.

Enda lantas menyatakan, ada dua kemungkinan yang bisa menjawab fenomena tersebut. “Pertama, Hidayat dan Didik tidak didukung solid oleh PKS. Kader-kader PKS pun kurang antusias memperlihatkan dukungannya di media sosial,” kata dia. Jawaban ini adalah yang paling mungkin.

“Kedua, kader PKS sebagai pendukung Hidayat mungkin tidak terbiasa menggunakan media sosial. Tapi ini nyaris tidak mungkin,” ujar Enda.

Coblos Jokowi

Lembaga Survei Indonesia dalam exit poll usai pemungutan suara Pilkada DKI Jakarta putaran pertama, 11 Juli 2012, menemukan fakta bahwa 23,7 persen pemilih PKS ternyata memilih Jokowi. Selebihnya, mayoritas pemilih PKS di DKI sejumlah 49,5 persen tetap memilih Hidayat.

Ketua Dewan Pimpinan Pusat PKS Yudi Widiana menyatakan, warga Jakarta memang lebih tertarik pada sosok personal calon gubernur ketimbang partai yang berada di belakang calon-calon gubernur itu. “Strategi pencitraan Jokowi lebih lihat, termasuk gerakan-gerakannya di lapangan,” kata dia.

Lebih lanjut Yudi mengatakan, timnya kurang berhasil menggaet swing voters yang jumlahnya sekitar 31 persen dari total pemilih DKI Jakarta. “Hampir semua floating mass itu diraih oleh Jokowi,” ujarnya. (umi)

Nikita Mirzani Main Film Tuhan Izinkan Aku Berdosa, Curhat Perjuangan saat Syuting
Yadi Sembako.

Yadi Sembako Ditetapkan Jadi Tersangka Kasus Penipuan EO

Yadi Sembako telah ditetapkan menjadi tersangka kasus penipuan dan penggelapan uang terhadap salah satu event organizer (EO) sebesar Rp198 juta, yang menyeret Gus Anom.

img_title
VIVA.co.id
1 Mei 2024