VIVAnews - Universitas Indonesia menduga Nurul Fitriyah, 23, mahasiswi pasca sarjana Fakultas Farmasi UI sengaja menghilangkan diri. Juru Bicara UI Siane Indriani, mengungkapkan hal itu berdasarkan informasi teman satu kos Nurul.
Pada 16 Juni sebelum menghilang, Nurul sempat mengatakan kepada orangtuanya untuk pulang ke Tegal. Tapi kemudian diralat karena ada les privat. "Pada temannya dia mengaku mau pergi, tapi pada saat ditanya dia hanya senyum," kata Siane kepada VIVAnews, Selasa 10 Juli 2012.
Menurutnya Nurul juga jarang bermalam di kos. Dalam seminggu dia hanya menginap satu atau dua hari. Nurul memang lebih banyak melakukan aktivitasnya pada malam hari. "Dia pernah juga mengurung diri di kamar berhari-hari. Anaknya agak tertutup," ucapnya.
Siane mengakui, sebelum hilang Nurul memang sedang mengalami masalah dalam studinya. Pada ujian tengah semester April lalu Nurul mendapat nilai jelek. "Padahal dulu dia pelajar unggulan di Tegal," ujar dia.
Sampai saat ini UI masih terus mencari tahu keberadaan Nurul. Rencananya besok orangtua Nurul akan datang ke Depok untuk berkordinasi dengan kepolisian. "Dari laptopnya tidak ada hal yang mencurigakan. Begitu juga isi smsnya yang berisi informasi bimbingan belajar," ujarnya.
Kabar hilangnya Nurul, pertamakali dilaporkan Nadiroh, orangtua korban pada 30 Juni 2012 lalu, sesuai dengan nomor laporan LP/B/057/VI/2012/PMJ/Resta Depok.
Mahasiswi asal Tegal, Jawa Tengah itu dipastikan hilang karena sebelumnya Fitriyah janji akan pulang ke Tegal pada 16 Juni 2012. Tapi hingga satu pekan, dia tidak juga datang.
Saat keluarga mendatangi tempat kosnya di Jalan H Mahali, Wisma Paadusi, Keluarhan Pondok Cina, Beji, Depok, keluarganya tidak mendapati keberadaan Fitriyah. Menurut sejumlah rekan kosnya, Fitriyah terakhir terlihat pergi pada malam hari dengan menggunakan rok warna hitam dan sepatu sandal coklat.
Laporan: Darmawan | Depok
Perbasi Terancam Diadukan ke Pengadilan Arbitrase Olahraga
Pengurus Pusat (PP) Perbasi diklaim menyalahi aturan. Induk organisasi basket tertinggi di Indonesia itu akan diadukan ke Court of Arbitration for Sport (CAS)
