Jakarta Hanya Tempat Transit Warga Asing

sorot kota - Wisata Kota Tua
Sumber :
  • VIVAnews/Anhar Rizki Affandi

VIVAnews - Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta mencatat sebanyak 172.126 wisatawan mancanegara mengunjungi Jakarta selama Maret 2012. Jumlah itu meningkat dibanding kunjungan wisman pada Februari yang berjumlah 159.598 maupun Januari 162.368.

Namun statistik menunjukkan selama Maret, lama menginap tamu asing maupun lokal di hotel berbintang mencapai rata-rata 1,92 hari. Dibandingkan dengan Februari 2012 mengalami penurunan sebesar 0,36 hari.
 
Secara parsial untuk tamu asing rata-rata lama menginap adalah 2,43 hari atau mengalami penurunan 0,62 hari. Dilihat dari periode yang sama dengan tahun lalu, lama tamu menginap di hotel berbintang menurun 0,08 hari.
 
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta Nyoto Widodo menuturkan, jumlah kunjungan wisman di Jakarta pada triwulan 2012 ini dilihat dari tiga pintu masuk ke Jakarta, yaitu, Bandara Soekarno-Hatta sebanyak 477.297 kunjungan, Bandara Halim Perdanakusumah sebanyak 1.192 kunjungan dan Pelabuhan Tanjung Priok sebanyak 15.612 kunjungan.
 
Dari total kunjungan, Malaysia adalah yang paling sering dengan jumlah 25.151 kunjungan, Jepang 16.931, Cina 16.878, Singapura 15.438, Korea Selatan 7.289, Australia 6.705, dan Philipina 5.142. "Data ini menunjukkan  ketujuh negara tersebut menjadikan Jakarta pasar utama dunia kepariwisataan asing," kata Nyoto, Kamis 3 Mei 2012.
 
Jumlah kunjungan ini juga memberikan dampak positif berkorelasi dengan tingkat penghunian kamar hotel berbintang. Di Maret penghunian mencapai 55,96%, atau naik sekitar 1,05 poin dari bulan sebelumnya.
 
Berdasarkan klasifikasi, hotel bintang dua tempat favorit bagi wisman untuk beristirahat yakni 64,60%. Sedangkan hotel bintang lima hanya sebeasr 51,16%.
 
Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta Aliman Aat, menilai penurunan waktu tinggal tamu asing di Jakarta menunjukan bahwa Jakarta hanya sekadar tempat persinggahan. Sedangkan untuk kegiatan utama dari para wisman ini lebih banyak dilakukan di daerah lain, seperti Jawa, Sumatera atau Kalimantan.
 
"Statistik belum menunjukan keberadaan wisman ini untuk kepentingan bisnis atau wisatawa. Bila untuk kepentingan bisnis, maka hal itu sah-sah saja. Sebab bisa saja kantor bisnis wisman itu di Jakarta tapi lokasi bisnisnya di daerah lain," katanya.
 
Dia berharap Dinas Pariwisata DKI Jakarta meningkatkan lagi promosi agenda dan objek wisata. Sebagai kota jasa, Ibukota tidak hanya menjadi madu di bidang bisnis. Lebih dari itu juga di sektor wisata dapat menjanjikan pula. Salah satu caranya dengan mengoptimalkan agenda wisata untuk menarik perhatian wisman. (sj)

Menkeu Sebut Jumlah Dana Pemda Mengendap di Bank Capai Rp 180,9 Triliun
Menteri Sosial Tri Rismaharini

Risma Populer di Jatim tetapi Elektabilitas Khofifah Tinggi, Menurut Pakar Komunikasi Politik

Pakar komunikasi politik mengatakan sosok Menteri Sosial Tri Rismaharini cukup populer di Jawa Timur tetapi elektabilitasnya tidak setinggi Khofifah Indar Parawansa.

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024