- ANTARA/Widodo S. Jusuf
VIVAnews - Hendra Lesmana, 30, pejalan kaki yang ditabrak bus TransJakarta koridor II jurusan Pulogadung-Harmoni di Jalan Perintis Kemerdekaan, Pulomas, Jakarta Timur, akhirnya meninggal. Nyawanya tidak tertolong setelah mendapat perawatan intensif di Unit Gawat Darurat RS Mediros, Pulogadung.
Korban menghembuskan nafas terakhir pukul 12.15 Wib. Saat ini jenazah korban sudah dibawa ke RSCM untuk dilakukan otopsi. Sedangkan kasus kecelakaan sendiri ditangani Lantas Polda Metro Jaya.
Warga RT 003/02 Jatiwaras, Tasikmalaya ini diketahui sebagai penjual pakaian keliling. Sebab, petugas menemukan sejumlah pakaian di dalam tas berukuran besar milik korban.
Hendra ditabrak bus TransJakarta bernopol B 7464 IX saat menyeberang. Kecelakaan di jalur transportasi massal itu terjadi sekitar pukul 10.30 WIB, tidak jauh dari Halte Pulo Mas, Jalan Perintis Kemerdekaan, Jakarta Timur.
Setelah terkapar dan mengalami luka parah, korban langsung dilarikan ke RS Mediros. Sejauh ini, belum ada pihak keluarga yang mendatangi rumah sakit.
Ridho, 35, tukang ojek yang ada di lokasi kejadian, menjelaskan sebelum kecelakaan terjadi, Hendra sedang menyeberang jalan dan tidak melihat bus melaju dalam keadaan kencang menuju Pulo Gadung.
Saat Hendra berada di separator busway, Ridho sudah berteriak dan memberitahu. Tapi karena tak mendengar dan tetap berjalan, Hendra tidak dapat menghindar dan tertabrak.
Menurut Ridho, Hendra tidak melihat bus melaju karena pandangannya tertutup pohon. Dengan seketika, Hendra terpental sejauh lima meter. Pria itu mengalami luka serius di bagian kepala, dan darah segar mengalir dari telinga kanannya. "Badannya juga banyak luka memar," kata Ridho.
Di lokasi kejadian, masih terlihat serpihan kaca spion bus yang pecah. Kemudian terdapat goresan di aspal sepanjang sekitar 10 meter, yang diduga berasal dari ban bekas ban bus saat mengerem mendadak. (eh)
Nakes yang Dipecat Bupati Manggarai Curhat ke Ketua DPRD: Belum Terima Gaji dari Januari 2024
Para nakes curhat hanya ingin gaji mereka sebesar Rp600 ribu dinaikin. Namun, permintaan itu malah direspon dengan pemecatan oleh Bupati Manggarai NTT Heribertus Nabit.
