VIVAnews - Kasus memalukan terjadi di Badan Pertanahan Nasional (BPN). Seorang pejabat eselon II, GN, diduga melakukan kasus pelecehan seksual.
Dia dilaporkan oleh tiga perempuan --AN, AIS, dan NPS ke Polda Metro Jaya pada 13 September 2011 atas tuduhan pencabulan dalam kurun waktu 2010-2011.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada kejelasan apakah GN telah diperiksa dalam kasus ini. Ia juga belum bisa dikonfirmasi.
Selain memeriksa para korban, Polda Metro Jaya hanya akan memeriksa saksi yang terkait. Pemeriksaan ini untuk mendapatkan keterangan kuat apakah terjadi pelecehan seksual terhadap pegawai BPN.
“Yang diperiksa kan saksi, tidak semua, yang melihat atau mendengar kejadian tersebut,” kata Kapolda Metro Jaya, Untung S Rajab usai Panggung Rakyat dalam rangka HUT TNI di Silang Monas, Jakarta, Kamis, 6 Oktober 2011 malam.
Untuk itu, pihaknya tidak akan memeriksa di luar saksi yang mengetahui, misalkan kepala BPN. “Itu tidaklah, kami masih kumpulkan bukti-bukti,” tambahnya.
Dia menambahkan, karena pelecehan ini terjadi di dalam kantor, menurut dia, agak sulit, tidak banyak saksi yang melihat kejadian tersebut. “Ini kan di dalam kantor, gimana pembuktiannya,” ujarnya.
Kasus dugaan pelecehan seksual di BPN juga menjadi perhatian para pegiat dunia maya. Sebuah grup solidaritas terhadap korban pelecehan muncul di Facebook dengan judul "Dukung Hukuman Pelaku Pelecehan di BPN". Grup yang dibuat Bimo Sakti ini berniat mendorong orang yang dituduh melakukan pelecehan seksual, GN, diproses secara hukum dan dipecat dari jabatannya sebagai direktur di BPN.
Sebelumnya, Kepala Humas BPN Dolly Panggabean hanya mengatakan, "Karena ini sudah masuk ranah ke hukum, ya kami tunggu. Kan kami juga tidak bisa memberikan suatu sanksi kepada orang yang belum jelas status hukumnya." Selengkapnya, baca di sini. (art)
Hakim Geram ke Saksi di Sidang Korupsi Tol MBZ: Proyek Triliunan Gini kok Main-main
Hakim mencecar saksi sampai tidak berkutit di kasus korupsi Tol MBZ. Dalam hal itu juga diketahui kalau tender sudah disetting siapa pemenangnya. Membuat hakim jadi heran
