- VIVAnews/ Muhamad Solihin
VIVAnews - Pembangunan terowongan bawah tanah atau underpass di perempatan Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan terus dikebut.
Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta menargetkan terowongan sudah dapat dilintasi oleh kendaraan akhir tahun ini. "Akhir November ini pengerjaan underpass selesai, dan dapat dilintasi masyarakat," ujar Kepala Dinas PU, Ery Basworo, di Jakarta, Kamis 6 September 2011.
Underpass yang berada di samping Markas Besar Polri tersebut memiliki panjang ramp selatan (turunan) 135 meter, terowongan 82,5 meter, dan ramp utara (tanjakan) 128 meter.
Clearance (jarak tinggi terowongan dengan dasar) 5,2 meter. Nanti kendaraan yang tingginya lebih dari itu tidak bisa lewat. Terowongan ini memiliki lebar jalan 14.5 meter, dan terdiri dari empat lajur, dua arah.
Menurut Ery, hingga saat ini pihaknya masih melakukan pengerjaan sistem drainase di underpass sepanjang 314 meter ini untuk mencegah adanya genangan air saat hujan turun. "Kami telah memasang sampit yang dilengkapi pompa dengan kapasitas 100 liter per detik, yang gunanya untuk menyedot genangan air," tambahnya.
Dia menjelaskan, sampit sedalam lima meter ini mampu menampung air sebanyak 1000 meter kubik. "Sama dengan mampu menampung air hujan selama 30 menit," terang Ery.
Lebih lanjut Ery mengatakan, di dalam sampit ini akan diletakkan dua pasang pompa di sisi kanan dan kiri jalan. "Pompa inilah yang akan dihubungkan dengan pipa, dan berfungsi untuk menarik dan membuang air ke saluran yang berada di luar underpass," tuturnya.
Meski demikian, sampit ini juga memiliki kelemahan, karena rentan terhadap endapan dan sampah yang berakibat dapat melilit baling-baling pompa, sehingga dapat membuat pompa menjadi macet.
Untuk mengantisipasi hal itu, Ery mengatakan pihaknya telah mengantisipasi dengan membuat sistem penyekat dan penyaringan.
"Ada penyaring satu dan penyaring dua, jadi sampah tak memasuki daerah pompa. Setelah disaring, sampah pun diambil, sehingga tak sampai penuh," ujar dia.
Underpass ini menjadi paket paling utara dari Jalan Layang Non Tol Antasari-Blok M. Pembangunan underpass ini nampak lebih cepat dan bisa lebih dulu dioperasikan. Sedangkan pengerjaan Jalan Layang Antasari baru 27 persen.
Ruas jalan layang Antasari akan dibangun sepanjang 5 kilometer dari Cipete sampai lapangan Mabes Polri di Jalan Trunojoyo. Nantinya kendaraan yang naik dari depan Pasar Inpres Cipete dari arah selatan bisa memilih turun di Jalan Prapanca, depan Kantor Wali Kota Jakarta Selatan, sebelum perempatan Jalan Wijaya I, atau memilih terus hingga depan terminal Blok M, dan kemudian turun dan masuk underpass ke Jalan Patimurra menuju ke Jalan Sudirman. (adi)
Geger Seorang Wanita Dilarang Naik Kendaraan Online Gegara Bernama Ini
Seorang wanita mengalami larangan menggunakan layanan Uber hanya karena memiliki nama Swastika Chandra. Ini membuatnya terkejut. Hal ini karena sentimen terhadap NAZI.
