Di Penjara, Icha Diminta Tetap Jadi Lelaki

Icha alias Rahmat Sulistiyo di persidangan
Sumber :
  • VIVAnews/Erik Hamzah

VIVAnews- Orang tua terdakwa kasus pemalsuan identitas, Rahmat Sulistyo alias Fransiska Anastasya Octaviany (Icha) sudah beberapa kali memohon ke Lembaga Pemasyarakatan Bulak Kapal Bekasi, agar anaknya diperlakukan seperti laki-laki pada umumnya.

Secara khusus Parijo ayah kandung Icha, meminta agar anaknya bisa dipanggil dengan nama ‘Tyo’ seperti yang dilakukan keluarganya selama ini. “Selain meminta agar jangan di panggil Icha lagi, saya juga diminta agar bisa menempatkan dia di sel umum, bukan sel khusus yang dipisahkan dengan tahanan dan napi lainnya" ujar Kepala Lapas Bulak Kapal Bekasi, Basmanizar.

Soal nama panggilan, Basmanizar melanjutkan, pihaknya memerintahkan petugas dan penghuni penjara memanggil Icha dengan nama Tyo. Namun untuk menempatkan Icha satu sel dengan penghuni lainnya, belum bisa dilakukan. Dia menghuni sel khusus No 1 di Blok A.

“Kami di sini sudah memperlakukan dia sama seperti laki-laki penghuni lainnya. Tapi kalau masalah sel khusus itu demi keamanan dia. Saya khawatir terjadi sesuatu kalau dia ditempatkan satu sel dengan yang lain,” ujar Basmanizar.

Perlakuan bagi Icha juga sama dengan tahanan lain. Sejak ditahan pada 10 Maret 2011 lalu, hingga menjalani proses persidangan di Pengadilan Negeri Bekasi, Icha tak dikawal khusus oleh petugas keamanan Lapas.

Di Lapas Bulak Kapal, Icha dikenal supel, dan bisa bersosialisasi secara baik dengan 454 penghuni Blok A itu.  Saat VIVAnews mengunjungi sel Icha, yang berukuran 2x5 meter, di dalamnya ada kamar mandi pribadi, kipas angin, TV 12 inchi, dan sebuah kasur lipat lengkap dengan bantal dan guling.

Icha menuturkan ia berterimakasih kepada petugas Lapas karena sudah menyediakan semua keperluannya. "Saya pikir penjara itu tempat serem, ternyata nggak di sini semua orangnya baik-baik. Hampir semua penghuni di sini sudah tahu kasus saya,” ujar Icha.

Meski merasa kerasan, tapi Icha berharap bisa segera melewati masa tahanan, dan secepatnya bebas. Ia ingin kembali hidup normal, memiliki istri dan anak.

Selama berdiam di penjara, Icha mengaku berat badannya sempat turun 2 kilogram. Sebabnya, bukan karena nafsu makan berkurang, tapi akibat stres. "Sekarang pikiran saya sudah tenang, dan menikmati setiap kegiatan di dalam Lapas,” ujarnya.

Icha hanya diperbolehkan keluar dari sel khususnya mulai pukul 7 pagi sampai pukul 5 sore. Selebihnya, dia terpaksa menghabiskan kesendiriannya di penjara itu.  Sesekali dia melepaskan kejenuhan dengan menonton TV, ataupun membaca koran milik petugas keamanan.

“Dari situ saya sering memantau pemberitaan yang menyangkut diri saya. Kalau masalah sendirian di dalam sel ya nggak apa-apa. Ini kan juga demi kebaikan saya,” Icha menambahkan.

Selama di tahanan, Icha rajin mengikuti hampir semua kegiatan seperti upacara, senam, main tenis meja hingga pengajian rutin, dan shalat berjamaah.

Icha mengatakan dia bersyukur keluarganya tetap mendukungnya agar kuat menjalani proses persidangan. Dia berharap vonisnya nanti tidaklah terlalu berat. "Saya akan berubah kalau sudah bebas nanti. Mudah-mudahan masih ada yang mau sama saya,” ujarnya sambil menahan tawa.

Laporan Erik Hamzah|Bekasi

5 Negara yang Bakal Jadi Medan Perang Jika Perang Dunia III Pecah, Indonesia Gimana?
Chicco Jerikho

Cerita Chicco Jerikho yang Berjuang Hidup dan Mati Sampai Titip Pesan Untuk Anak dan Istrinya

Diungkap Chicco Jerikho, pihak dokter juga mengungkap bahwa orang yang didiagnosis dengan sepsis memiliki survival rate rendah

img_title
VIVA.co.id
17 April 2024