Pabrik Shabu & Ekstasi Rumahan Melonjak 150%

Gelar Barang Bukti Narkoba
Sumber :
  • VIVAnews/Tri Saputro

VIVAnews - Keberadaan home industry atau clandestine narkoba berjenis shabu-shabu dan ekstasi di wilayah Jakarta, Bekasi, Tangerang, dan Depok pada tahun 2010 melonjak hingga 150 persen.

Ini makin mengukuhkan Indonesia mampu memproduksi narkoba tanpa campur tangan pihak asing. Mereka hanya mengandalkan pengetahuan dari situs yang secara gamblang menerangkan proses pembuatan. Selain itu, bahan kimia yang diperlukan untuk proses itu juga mudah didapat. Pelaku dengan mudah membuat shabu-shabu ataupun ekstasi.

Berdasarkan data di Direktorat Narkoba Polda Metro Jaya, sepanjang tahun 2010 tercatat ada 27 lokasi home industry yang digerebek. Jumlah ini meningkat drastis hingga 150 persen dibandingkan tahun sebelumnya, yang hanya 11 home industry.

"Hampir tiap bulan, Polda Metro Jaya melakukan pengungkapan pembuatan shabu-shabu dan ekstasi," ujar Kepala Bagian Analis Direktorat Narkoba Polda Metro Jaya, AKBP Gembong Yudho, Selasa, 28 Desember 2010.

Menurutnya, peningkatan jumlah home industry terjadi di lokasi pemukiman yang sepi, seperti di pinggiran atau perumahan mewah dan apartemen. Tak hanya itu, akses keterbukaan seperti internet dan mudahnya bahan baku pelaku bisa membuat sendiri tanpa bantuan orang asing.

Ini terlihat pada tahun 2010 Polda Metro Jaya menangkap 55 warga negara asing yang terkait kasus narkoba, namun hanya beberapa orang yang tertangkap atas kasus home industry narkoba. Misalnya 2 warga negara Malaysia di Hotel Puri Denpasar dan seorang warga Pakistan di Apartemen Mediterania Palace.

Sebagian besar warga asing umumnya tertangkap sebagai kurir dengan upah menggiurkan.

Gembong memperkirakan tahun depan  kecenderungan produksi narkoba berskala rumahan akan kembali meningkat. Sebagai bentuk antisipasi, peran interpol harus lebih dimaksimalkan khususnya pengawasan di daerah perbatasan ataupun penghubung seperti perairan maupun bandara.  "Sebab selama ini tidak ada narkoba yang berhasil lolos dari pengawasan, termasuk di Bandara Soekarno-Hatta."

Ibu dan Dua Anak Tertimbun Longsor di Garut, Petugas Kesulitan Lakukan Evakuasi
[Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, dalam konferensi pers APBN KITA Edisi April 2024, di Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat, 26 April 2024]

Sri Mulyani Ungkap APBN Surplus Rp 8,1 Triliun hingga Maret 2024

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati menyampaikan, kinerja APBN sampai dengan Maret 2024 tetap sesuai dan berada dalam track-nya.

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024