- ANTARA/ Ujang Zaelani
VIVAnews – Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda) Jakarta, Sudirman, memperkirakan kerugian yang ditanggung pengusaha angkutan umum dan angkutan pelabuhan akibat penutupan jalur paskaamblesnya Jalan RE Martadinata, Jakarta Utara, mencapai sekitar Rp1 miliar per hari.
“Jelas (penutupan) sangat menggangu produktifitas dan mobilitas angkutan,” kata Sudirman di Jakarta, Selasa, 21 September 2010. "Contohnya angkutan umum, biasanya dalam sehari satu angkutan bisa dua sampai tiga rit, sekarang jadi satu rit perhari.”
Kerugian itu, katanya, dihitung dari mobilitas angkutan yang tertunda akibat penutupan jalan. Padahal, kata Sudirman, sebelum jalan ditutup, sehari-hari kawasan Sunter sudah macet parah dan mengakibatkan pengusaha rugi.
Disebutkan, angkutan umum yang saat ini terganggu mobilitasnya mencapai sekitar dua ribu unit. Selain itu, juga dirasakan 400 perusahaan yang memiliki 13 ribu unit truk trailer.
"Mereka (pengusaha) dan Organda sudah bingung mengatasi masalah ini,” kata Sudirman. “Kalau begini terus, biaya angkutan akan terus bertambah. Dan bila tak sanggup menutupi biaya itu, pengusaha memilih tidak melayani.”
Ruas Jalan RE Martadinata ambles sepanjang 103 meter dan sedalam tujuh meter pada Kamis, 16 September 2010 pukul 03.15 WIB.
Paskaambles, arus lalu lintas di Jalan RE Martadinata dialihkan ke sejumlah arah. Antara lain, jalur kendaraan dari Ancol menuju Tanjung Priok dialihkan melalui Jalan Pengadilan dan Jalan Sunter. Sedangkan lalu lintas arah dari Tanjung Priok menuju Ancol dialihkan ke Jalan Sunter Podomoro, Jalan Enim, dan jalan tol.
Laporan | Arnes Ritonga | Jakarta Utara