- Antara/Ujang Zaelani
VIVAnews - Hingga kini Kepolisian Resor Jakarta Selatan Masih menunggu hasil uji laboratorium, untuk memastikan kandungan kimia yang mematikan pada oplosan ginseng yang membuat 11 orang meninggal dunia di Jagakarsa, Jakarta Selatan.
Ginseng seharga Rp500 per gelas yang dijual tersangka Sarimin, merupakan racikan dari bahan pasta wiskhy, pasta asam, air mentah, dan alkohol 70 persen. Seluruh bahan diakui tersangka dibeli dari toko kimia di kawasan Jatinegara, Jakarta Timur itu.
Sementara itu Kepala Unit Reskrim Polsek Jagakarsa, Iptu Bambang Is mengatakan, hasil uji laboratorium dari Puslabfor Mabes Polri belum selesai. Sejauh ini baru dua saksi yang telah dimintai keterangannya.
"Hasilnya belum keluar, tapi hasil keterangan dokter semua korban keracunan," ujar Kanit, Selasa 24 Agustus 2010.
Hingga kini masih ada enam korban yang masih menjalani perawatan. Kondisi dalam keadaan kritis. Tiga pelaku di RS Prikasih, satu pelaku di RS Fatmawati, satu pelaku di RS Cilandak, dan satu korban lainya di RS Yudha Bakti, Depok.
"Korban belum bisa didengar keterangan. Kondisinya masih kritis," ujarnya lagi.
Sementara itu, inilah daftar korban meninggal dunia akibat minuman keras oplosan di Jagakarsa, Jakarta Selatan:
1. Taryono, 44 tahun, warga Jagakarsa, Jakarta Selatan.
2. Iwan Suhendra, 42 tahun, warga Jagakarsa, Jakarta Selatan.
3. Ahmad Rizal, 30 tahun, warga Jagakarsa, Jakarta Selatan.
4. Mashuri, 34 tahun, warga Jagakarsa, Jakarta Selatan.
5. Agus Mansyur, 41 tahun, warga Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
6. Hantoro Wibowo, 38 tahun, warga Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
7. Maryadi, 33 tahun, warga Kebagusan, Jakarta Selatan.
8. Muhamad, 38 tahun, warga Kebagusan, Jakarta Selatan.
9. Heru Setiawan, 24 tahun, warga Kebagusan, Jakarta Selatan,
10. Ari Cahyono, 33 tahun, warga Kebagusan, Jakarta Selatan.
11.Andi Kurniawan, 23 tahun, warga Ciganjur, Jakarta Selatan.
Pasukan AS di Irak dan Suriah Kena Bombardir Roket Selama 24 Jam
Pasukan Amerika Serikat (AS) di Irak dan Suriah menghadapi dua serangan roket dan ledakan drone dalam waktu kurang dari 24 jam.
