Harga Bahan Makanan Picu Inflasi di Jakarta

VIVAnews – Pada Maret 2010, beberapa harga barang di DKI Jakarta mulai mengalami penurunan. Hal ini berpengaruh pula pada indeks inflasi sebesar 0,07 persen. Padahal pada Februari 2010, inflasi mencapai 0,14 persen. Penurunan angka ini lebih disebabkan adanya satu kelompok yang tidak mengalami perubahan indeks, yakni pendidikan, rekreasi, dan olahraga. Kelompok lainnya yang mengalami penurunan indeks yakni kelompok sandang sebesar 0,76 persen.

Inflasi yang terjadi sepanjang Maret 2010 ini disebabkan naiknya harga-harga pada kelompok bahan makanan terutama sayur-mayur. Kelompok ini mengalami kenaikan indeks sebesar 5,08 persen, disusul dengan sub kelompok daging yang hasilnya sebesar 2,79 persen, serta telur, susu yang hasilnya sebesar 1,27 persen. Secara umum, laju inflasi 2010 di DKI ini sebesar 0,92 persen dan laju inflasi dari tahun ke tahun sebesar 3,43 persen.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta Agus Suherman mengatakan dalam beberapa pekan terakhir ini, harga sayur mayur terus melonjak. Kenaikan kelompok ini menjadi pemicu utama terjadinya inflasi. Rata-rata kenaikan harga sayuran ini sebesar 45 persen.

"Pemicunya adalah masalah distribusi ke pasar tradisional yang terganggu oleh faktor cuaca dan kerusakan jalan dalam beberapa pekan terakhir ini. Sehingga sejumlah truk-pengangkut sayur-mayur ini datang dengan tidak tepat waktu," kata Agus Suherman, Kamis 1 April 2010.

Berdasarkan data BPS DKI, lima kelompok mengalami kenaikan indeks yaitu kelompok bahan makanan 0,39 persen, makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,05 persen, perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,21 persen, kelompok kesehatan 0,14 persen, dan transportasi, komunikasi dan jasa keuangan 0,04 persen. Sedangkan komoditi yang memberikan sumbangan inflasi cukup besar antara lain daging ayam ras 0,062 persen, tomat sayur 0,054 persen, dan kontrak rumah 0,039 persen.

Kemudian jika dilihat dalam kuartal I/2010, kenaikan laju inflasi terbesar dipicu oleh kelompok makanan jadi, minuman rokok dan tembakau yakni sebesar 4,29 persen. Kelompok bahan makanan juga turut menyumbangkan kontribusi terhadap inflasi yakni sebesar 2,43 persen.

Dari 66 kota di Indonesia yang diteliti BPS DKI, hanya 19 kota yang diketahui mengalami kenaikan inflasi. Kota yang mengalami inflasi tertinggi adalah Singkawang sebesar 1,70 persendan inflasi terendah dialami Kota Kendari 0,01 persen. Sedangkan Kota Jakarta menempati urutan ke-16 dari seluruh kota yang mengalami inflasi.

Dulu Lawan Sekarang Kawan, Momen Shin Tae-yong Bawa Korsel Bantai Timnas Indonesia U-23
Pertemuan Prabowo Subianto dengan Muhaimin Iskandar Usai Pemilu 2024

Cak Imin: PKB Ingin Terus Bekerja Sama dengan Gerindra

Cak Imin beraarap keinginan kerja sama antara PKB dan Gerindra ini dapat terwujud.

img_title
VIVA.co.id
24 April 2024