Perekonomian DKI Tumbuh 1,68 Persen

VIVAnews - Pertumbuhan Domestik Regional Bruto (PDRB) perekonomian DKI Jakarta pada triwulan IV tahun 2009 mengalami peningkatan sebesar 1,68 persen bila dibandingkan dengan kondisi triwulan III tahun 2009. Namun kenaikan ini dinilai lebih lambat bila dibandingkan pertumbuhan ekonomi pada Triwulan III/2009 dengan Triwulan II/2009 yaitu sebesar 2,98 persen. Perlambatan pertumbuhan ini lebih disebabkan pengaruh musiman yaitu penurunan aktivitas seluruh sektor ekonomi yang selalu terjadi pada Triwulan IV dalam setiap tahunnya.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta Agus Suherman mengatakan pada Triwulan IV/2009 hampir semua sektor mengalami pertumbuhan positif. Dari sisi lapangan usaha, pertumbuhan tertinggi dicapai sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 4,85 persen. Disusul kemudian sektor konstruksi sebesar 2,91 persen dan sektor jasa sebesar 1,97 persen.

Dari sisi penggunaan, hal itu disebabkan pertumbuhan konsumsi pemerintah sebesar 18,68 persen, pembentukan modal tetap bruto sebesar 3,23 persen, dan konsumsi rumah tangga sebesar 1,21 persen.

Secara kumulatif, PDRB DKI Jakarta di tahun 2009 tumbuh sebesar 5,01 persen dibandingkan dengan tahun 2008. Dari sisi lapangan usaha, hampir semua sektor mengalami pertumbuhan positif. Pertumbuhan tertinggi dicapai sektor pengangkutan komunikasi yakni sebesar 15,63 persen. Disusul oleh sektor jasa 6,49% dan sektor konstruksi 6,20 persen. Sedangkan dari sisi penggunaan, pertumbuhan itu dipicu oleh konsumsi pemerintah sebesar 10,24 persen, konsumsi rumah tangga 6,15% dan pertumbuhan modal tetap bruto 2,76 persen.

“Pertumbuhan ekonomi itu sesuai dengan target pertumbuhan ekonomi DKI yang ditetapkan sebesar 4,75-5,25 persen,” kata Agus yang dikutip dari situs Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Kemudian berdasarkan harga dasar yang berlaku, besaran PDRB DKI pada 2009 mencapai Rp 752,02 triliun atau naik Rp 79,61 triliun dari periode 2008 yang mencapai Rp 677,41 triliun. Sedangkan atas dasar harga konstan 2000 mencapai Rp 371,40 triliun atau naik Rp 17,71 triliun dari periode 2008 sebesar Rp 353,41 triliun.

Kenaikan itu dipicu dari sisi lapangan usaha yaitu peranan tiga sektor utama dari besaran PDRB itu yakni sektor keuangan real estate jasa perusahaan, perdagangan, hotel, restoran, serta sektor pengolahan lainnya, yakni sebesar 64,45 persen. Sedangkan dari sisi penggunaan, sebagian besar PDRB di Jakarta digunakan untuk konsumsi rumah tangga sebesar 56,85 persen, ekspor 53,79 persen dan pembentukan modal tetap bruto 34,80 persen. Total PDRB perkapita DKI tahun lalu mencapai Rp 82,1 juta atau naik 10,9 persen dari 2008 yang mencapai Rp 74 juta.

Meski perekonomian DKI Jakarta mengalami pertumbuhan positif, namun pertumbuhan ekonomi DKI sepanjang 2009 masih mengalami perlambatan dibandingkan 2008. Berdasarkan data BPS DKI, pertumbuhan ekonomi di Jakarta sepanjang 2009 mencapai 5,01 persen atau lebih lambat dibandingkan 2008 yang mencapai 6,22 persen.

“Perlambatan terjadi karena masih adanya pengaruh krisis keuangan global yang terjadi sejak akhir 2008. Krisis ini juga memicu perlambatan permintaan luar negeri, yang menyebabkan aktivitas produksi di beberapa sektor industri mengalami perlambatan. Misalnya di sektor pengolahan, pakaian jadi, kendaraan bermotor, dan mesin listrik,” katanya.

Agus mengatakan perbaikan perekonomian di Jakarta baru terjadi pada semester II/2009. Yaitu adanya perbaikan pertumbuhan ekonomi dari beberapa sektor usaha.

Terpopuler: Viral Innova Zenix Tak Kuat Nanjak, Chery Omoda 5 Dikomplain Konsumen

“Membaiknya perekonomian global ini akan memberi dampak positif terhadap perekonomian Jakarta. Sehingga ke depan perekonomian tetap dalam kondisi yang stabil,” katanya.

Capres nomor urut 1 Anies Baswedan.

Megawati Ajukan Diri Jadi Amicus Curiae, Anies Bilang "Situasinya Memang Amat Serius"

Anies Baswedan buka suara tentang pilihan Megawati Soekarnoputri yang mengajukan diri menjadi amicus curiae pada sidang sengketa hasil Pilpres 2024 di MK.

img_title
VIVA.co.id
17 April 2024