DPR Tolak Keras Razia Korban Sodomi

VIVAnews - Operasi 'razia dubur' anak-anak jalanan ditentang Ketua Komisi Sosial DPR Abdul Kadir Karding. Politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu menilai razia dubur justru membuat takut anak jalanan.

"Kami dari komisi delapan juga tidak setuju cara itu. Masih banyak cara yang bisa dilakukan dan lebih manusiawi," kata Abdul Kadir Karding di sela-sela Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi Nasional Perlindungan Anak, Gedung DPR, Jakarta, Kamis 21 Januari 2010.

Menurut dia, cara itu justru menimbulkan rasa ketakutan di mata anak-anak. Penggunaan kata 'razia dubur' itu juga menurut dia sangat sadis. "Kami saja tidak enak mendengarnya," kata dia.

Karding mengaku tidak bisa memahami latar belakang operasi itu. Yang ada, kata dia, "Pelaksanaan seperti ini kan bisa juga menimbulkan perasaan traumatik pada anak."

Karding menyarankan, aparat menggunakan cara lebih simpatik. Misalnya, mendata anak-anak jalanan dengan cara mewawancara atau melalui pendekatan persuasif lain. "Dari sini akan diketahui apakah jadi korban sodomi atau tidak," katanya.

Pemeriksaan kesehatan anak-anak jalanan ini terkait kasus mutilasi dan penyimpangan seksual yang dilakukan Babe alias Bekuni. Babe diduga kuat telah membunuh 10 bocah dan melakukan sodomi kepada para korban.

Sebagian besar korban adalah anak-anak jalanan yang berada di lingkungan Babe berprofesi. Korban terakhir adalah Ardiansyah, anak jalanan yang diasuh pelaku.

Bopeng Parah Bekas Jerawat Ternyata Bisa Disiasati Buat Dihilangkan, Begini Caranya
BRI membayarkan dividen tunai senilai Rp35,43 triliun

Cuan di Bulan Ramadan, BRI Bayarkan Dividen Tunai Rp35,43 Triliun

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI membayarkan dividen tunai senilai Rp35,43 triliun atau sebesar Rp235 per saham kepada Pemegang Saham pada 28 Maret 2024.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024