Ketika Nyaring Terompet Masih Menjanjikan

VIVAnews - Perayaan pergantian malam tahun baru identik dengan terompet. Alat yang mahfum sebagai penanda pergantian tahun ini pun masih menjadi tumpuan pedagang untuk mengais rejeki.

Di Jakarta Utara, ada satu pusat pengrajin terompet terbesar. Pada event malam pergantian tahun ini, pusat pengrajin terompet yang berlokasi di Warakas 21 RT 08/05 Papanggo Tanjung Priok Jakarta Utara ini, menaikkan produksinya.

Pusat pengrajin yang sehari-hari memproduksi berbagai mainan anak-anak, meningkatkan produksi terompet hingga 20 ribu terompet.Target pembuatan terompet sebanyak itu, sudah dimulai sejak awal November 2009.

Kanjani, 30 tahun, pemilik usaha kerajinan mainan anak-anak itu, mengaku sudah memiliki langganan. Sekitar 50 pedagang terompet keliling di wilayah Jakarta Utara, sudah memesan.

Bahkan sampai pedagang di kawasan Pondok Indah Jakarta Selatan juga memesan terompet buatan Kanjani ini.

"Mereka (para pedagang) membeli dari saya, selanjutnya mereka jual lagi. Mereka bukan karyawan saya, tapi beli putus dari saya," jelas Kanjani.

Terompet yang dijual Kajani bervariasi, baik ukuran maupun bentuk. Terompet ukuran besar, panjangnya 1,5 meter dengan lingkaran ujung terompet berdiameter 40 cm, terompet ini dijual dengan harga Rp 10 ribu.

Terompet ukuran kecil panjangnya 40 cm tersedia dengan berbagai bentuk, yaitu bentuk naga, ikan terbang, dan bermacam lainnya.

Kanjani mengaku mengeluarkan modal Rp 6 juta untuk membuat terompet malam tahun baru. Pengalaman tahun sebelumnya, dengan modal Rp 6 juta, Kanjani bisa meraup omset sebesar Rp 9 sampai 10 juta.

"Untung bersih, berkisar Rp 3 sampai 4 juta," ucapnya. Bapak dua anak ini, membeli bahan kertas untuk terompet di daerah Cirebon Jawa Barat.

Kertas yang digunakan adalah kertas kalender atau poster, kertas metalic hologram, dan kertas prada mas.

"Kertas dari Cirebon ini, memiliki ketebalan yang sama. Berbeda dengan kertas sejenis yang dijual di Jakarta atau daerah daerah lainnya," paparnya.

Sepuluh tahun Kajani merintis usaha pembuatan terompet ini. Ia mengaku, meskipun belum pernah meraih untung besar, namun penjualan terompet di saat Natal dan tahun baru merupakan usaha yang menjanjikan.

“Saya berlajar membuat terompet ini dari rekan di daerah Subang Jawa Barat dan pada tahun 1997, saya memulai belajar membuat dan memasarkannya sendiri,” ujar pria yang akrab disapa Jani ini.

Sejak terompet karyanya sendiri yang laku habis terjual, Jani kemudian memberanikan diri untuk membuat dalam jumlah yang lebih banyak lagi.

“Awalnya saya baru berani membuat 200 terompet,” ucapnya. Siapa menyangka, lebih dari 10 tahun kemudian, pria dua anak ini telah berhasil membuat hingga 20 ribu terompet.

Kanjani membebaskan kepada pedagang untuk menjual dengan harga yang mereka kehendaki. Pedagang terompet keliling yang menjual terompet milik Jani, harga untuk terompet kecil Rp 7.000, sedangkan yang paling besar Rp 40 ribu.
Menurut Jani, sebanyak 50 pedagang keliling menjajakan terompet miliknya setiap hari diseputaran wilayah Jakarta
Utara.

Kanjani yakin bisa menjual habis terompet yang dibuatnya, asalkan pada malam pergantian tahun nanti tidak diguyur hujan. Pria setengah baya ini, mengaku ketar-ketir, karena bila hujan datang, terompet bikinannya yang dibantu 10 karyawannya itu tidak laku.

"Mudah-mudahan tidak hujan. Saya akan terjual habis, karena sampai sekarang sudah terjual 20 kodi," ujarnya.

YouTube Luncurkan sebuah Serial Dokumenter 5 bagian berjudul “Seribu Kartini”

Laporan: Arnes Ritonga | Jakarta Utara

Ketua Umum PSSI Erick Thohir

Ditanya Kontrak STY, Erick Thohir Sebut Sepakbola Indonesia di Jalur yang Tepat

Erick Thohir selaku Ketua Umum PSSI kembali mendapat pertanyaan mengenai masa depan pelatih Shin Tae-yong di Timnas Indonesia. Sampai sekarang belum ada kejelasan.

img_title
VIVA.co.id
20 April 2024