- Foe Peace - VIVA.co.id
VIVA.co.id - Ternyata tak semua buruh yang turun mengepung Istana Negara memiliki niat yang kuat merubah nasib dengan cara menyuarakan hak mereka di depan umum.
Seperti yang terpantau dalam aksi turun ke jalan yang digelar ribuan buruh dari berbagai daerah di depan Istana Negara, 1 September 2015.
Tak semua buruh mau berteriak-teriak dan berpanas-panasan di depan barikade baja duri yang dipasang polisi di depan Istana.
Para buruh banyak yang memilih memanfaatkan momentum unjukrasa untuk bersantai dan menghabiskan waktu untuk bersuka cita. Mereka memilih jalan-jalan di sekitar Monumen Nasional (Monas).
Berdasarkan pantauan VIVA.co.id, di saat rekan-rekan mereka berkeringat memperjuangkan hak, sebagian buruh ini malah asik ferfoto selfie, jajan dan bersantai di taman-taman di sekitaran Monas.
Misalnya saja Andhika (45), seorang buruh asal Cikarang, Bekasi. Ia lebih memilih meninggalkan teman-temannya yang sedang berunjukrasa hanya untuk memenuhi hasratnya untuk dapat membeli kaca mata hitam pelengkap foto selfienya.
"Oh ini beli kacamata hitam biar gak panas, soalnya panas banget. Sekalian buat foto- foto," ujar Andhika.
Bukan hanya Andhika, Mery (40 tahun) buruh yang mengaku berasal dari Jakarta Utara ini juga terlihat asik jajan dan malah asik foto selfie dengan teman- temannya ketimbang meneruskan unjukrasa yang telah berlangsung sejak pagi tadi.
"Aduh, jangan difoto dong kita. Saya ini kan selfie buat moment aja, biar nanti bisa di share di Facebook," kata wanita beranak empat tersebut.
Pemerintah Didesak Libatkan Buruh Bahas Formulasi Upah
Tunda perumusan RPP Pengupahan, revisi kuantitas dan kualitas KHL
