Tinggalkan Kampung Pulo, Begini Suka Duka di Hunian Baru

ilustrasi ruangan rusun.
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Anwar Sadat

VIVA.co.id - Pindah menempati rumah susun Jatinegara Barat, tentu menghasilkan suasana yang berbeda bagi warga Kampung Pulo yang tempat tinggalnya di bantaran Ciliwung ditertibkan. Bak masyarakat kota, mereka kini menempati hunian 'bergaya' urban. Bagaimana tanggapan warga Kampung Pulo dengan tempat tinggal baru mereka?

Nurlela (43), warga lantai 3 Rusun Jatinegara Barat, mengaku kesepian tinggal di rusun. Suasananya sepi. Maklum, sekarang tetangganya yang satu lantai 'wajah baru' semua. Sebagian meski dikenalnya, namun tidak begitu dekat.

"Dulu di Kampung Pulo itu kekeluargaannya. Walau pun kita tetangga, tetapi kayak saudara sendiri. Ada masalah bisa cerita, kalau sekarang bingung. Kenal sih kenal, cuma kenal aja gitu. Mau nyari tetangga yang dulu, beda lantai mesti naik lagi," ujar Nurlela kepada VIVA.co.id di Rusun Jatinegara Barat, Jakarta Timur, Selasa 1 September 2015

Urusan memenuhi kebutuhan dapur juga sekarang sudah beda. Nurlela mesti berjalan lebih jauh untuk belanja di Pasar Jatinegara. Sebab, di rusun belum ada pedagang kebutuhan dapur. Padahal, saat di Kampung Pulo, tak hanya soal tempat belanja yang dekat, tetapi dia juga lebih gampang untuk mendapatkan makanan yang dijual sudah jadi, atau matang.

"Dulu belanja dekat dari rumah, tinggal menyeberang. Belanja di Mester (Balimester) juga dekat," ujar mantan warga RT 15 RW 03 Kampung Pulo itu.

Kendati demikian, ibu dua anak ini sudah pasrah tinggal di rusun. Daripada mengontrak, Nurlela mengaku kondisi di rusun lebih layak dan bersih.

"Kalau dibilang sempit, daripada harus ngontrak, di sini alhamdulilah. Syukur-syukur kalau enggak bayar," ujar wanita yang mengaku kehilangan rumah senilai Rp200 juta akibat penggusuran di Kampung Pulo itu.

Pasca Banjir Kiriman, Warga Kampung Pulo Mulai Bersih-bersih

Sementara itu, Novi (30), mantan warga RT 13 RW 03 Kampung Pulo, mengatakan, dia lebih suka dengan suasana kehidupan di Kampung Pulo yang seperti dulu. Yang membuatnya tidak nyaman saat ini, karena adanya perasaan mesti membayar sewa di tempat tinggal barunya di rusun tersebut. "Kalau dulu, kan paling cuma mikir bayar listrik saja," kata Novi.

Novi mengatakan, akses di Kampung Pulo, juga tidak menyulitkan baginya dan seorang ayah yang telah lanjut usia. Kalau dulu rumahnya hanya tingkat dua, kini ia menempati lantai enam tower B Rusun Jatinegara Barat.

"Bapak saya itu sudah tua, sekarang tinggal di lantai begini dia lebih milih enggak turun-turun lagi. Dia jadi takut. Kita saja yang begini, mau turun kadang susah. Di lift-nya saja ngantre dan penuh terus. Kadang, saya mesti pakai tangga darurat saking lamanya nunggu," ujar Novi.

Namun, Novi juga tak menampik jika suasana di Rusun Jatinegara Barat lebih nyaman. Maklum, di tempat tinggal sebelumnya, di Kampung Pulo banyak nyamuknya.

"Di sini lumayan bersih. Kalau sampah di sini, tinggal taruh di depan, nanti ada petugas yang datang bersihkan. Kalau di Kampung Pulo, enggak ada yang bersihkan, tinggal buang saja di Kali (Ciliwung)," ujarnya.

Takut Gempa

Cemas dengan berbagai hal di tempat tinggal baru juga dirasakan Rusda (60), mantan warga RT 13 RW 03 yang kini menempati lantai 6 Rusun Jatinegara Barat itu.

Banjir Kiriman Rendam Kampung Pulo

Wanita yang telah ditinggalkan sang suami dan hidup bersama satu dari dua anaknya di rusun itu khawatir dengan biaya sewa. Maklum, di Kampung Pulo, dia bisa berjualan alakadarnya di depan rumah untuk menyambung hidup. Tetapi di rusun, kini ia berjualan dengan kondisi sepi.

"Saya bingung di sini nyari duitnya. Buat bayar sewanya nanti gimana? Anak saya kerja, tapi ya begitu, penghasilannya kecil. Kalau di Pulo, dulu ibu bisa jualan banyak macam, bisa buat bubur, pesenan kue. Sekarang, saya di sini usaha aja, tetap dagang biar pun sepi. Namanya, warung kecil-kecilan," ujar Rusda.

Wanita paruh baya itu mengatakan, dia juga takut dengan tempat tinggal baru di rusun saat ini. Rusda khawatir tinggal di hunian vertikal tersebut.

"Deg-degan mulu saya. Takutnya gempa. Sedangkan di Pulo, kalau kita rasa gempa bisa lari ke luar. Kalau di sini, saya takut. Mau turun naik saja, kalau enggak ada yang penting enggak mau saya," ujarnya. (asp)

Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok

Ahok Ditantang Datang ke Rusunawa Jatinegara Barat

Warga ingin membuat kontrak politik dengan Ahok

img_title
VIVA.co.id
19 Maret 2016