Sumber :
- VIVAnews/Santi Dewi
VIVAnews
- Jalan I Gusti Ngurah Rai, Jakarta Timur, macet parah mulai dari perempatan rambu pengatur lalu lintas Buaran Theater hingga halte Transjakarta Buaran, Sabtu, 18 Mei 2013. Pantauan
VIVAnews
, belasan metro mini dibiarkan di tengah jalan dan memblokir jalan yang menuju Jatinegara itu.
Menurut Nardi, ketua RT 08/RW12, jalan mulai ditutup sejak pukul 7 pagi. Hal ini disebabkan demonstrasi antara warga Madura dan PT Graha Cipta Karisma, milik Fuad Bawazir. Warga Madura yang menghuni tanah di lokasi tersebut menolak untuk digusur oleh perusahaan tersebut.
![Halaman Selanjutnya]( "Halaman Selanjutnya")
Baca Juga :
Bukan Hina Pemain Korea Selatan, Ernando Minta Maaf dan Jelaskan Alasan Joget Usai Gagalkan Penalti
Menurut Nardi, ketua RT 08/RW12, jalan mulai ditutup sejak pukul 7 pagi. Hal ini disebabkan demonstrasi antara warga Madura dan PT Graha Cipta Karisma, milik Fuad Bawazir. Warga Madura yang menghuni tanah di lokasi tersebut menolak untuk digusur oleh perusahaan tersebut.
"Padahal warga sudah puluhan tahun tinggal di sana. Tiba-tiba ada perusahaan ini masuk dan mereka ingin menggusur warga di sana," ujar Nardi.
Nardi menambahkan, seharusnya perusahaan tersebut tidak dapat menggusur begitu saja warga karena tanah yang mereka huni masih menjadi sengketa dan belum ada keputusan dari pengadilan. Menjelang siang ini unjuk rasa berangsur selesai.
Warga yang tadinya memblokir jalan, mulai memindahkan metromini agar dapat dilintasi kembali oleh pengguna jalan. Antara kedua pihak yang bersengketa telah terjadi kesepakatan akan membicarakan masalah ini dengan melibatkan Wali Kota Jakarta Timur hari Senin depan.
Sementara pengendara yang akan menuju Jatinegara disarankan mengambil jalur alternatif, yakni masuk dari
traffic light
Teater Buaran. Tidak hanya itu, akibat Jalan I Gusti Ngurah Rai diblokir dua arah, layanan Transjakarta ikut terhenti. Satu bus Transjakarta tampak terhenti di halte Buaran. (eh)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
"Padahal warga sudah puluhan tahun tinggal di sana. Tiba-tiba ada perusahaan ini masuk dan mereka ingin menggusur warga di sana," ujar Nardi.
